Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/985
Title: LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI BUTIK MALIK MOESTARAM
Authors: Davina, Nisaa Hashifah
Issue Date: 2017
Abstract: Butik Malik Moestaram adalah butik yang didirikan pada tahun 2000 oleh Abdul Malik atau Malik Moestaram. Butik yang pada awalnya berlokasi di Jl. Wangkal 8 Pangkalanjati, Jakarta Selatan ini berpindah lokasi pada tahun 2008 ke Jl. Sindang Kasih 7A Antapani,. Karyawan yang dipekerjakan di butik ini adalah sebanyak 15 orang dengan rincian satu orang pada bagian pola dan cutting, empat orang pada bagian jahit dan steam, delapan orang pada bagian payet, aplikasi dan fitting, satu orang pada bagian purchasing dan gudang serta satu orang pada bagian finishing dan packing. Strategi pemasaran yang digunakan di butik Malik Moestaram adalah dengan promosi secara lisan dengan mengandalkan relasi dari konsumen lamanya, melalui sistem pemasaran online seperti media sosial, juga digunakan sistem Brand Image melalui fashion show dan endorsement kepada artis-artis maupun menjadi sponsor acara televisi seperti Miss celebrity. Butik yang pada awalnya memproduksi cocktail dress dan gaun malam ini mengganti produksi utamanya menjadi busana ready-to-wear deluxe, gaun malam, busana muslim dan busana pengantin. Selama periode bulan Oktober hingga Desember 2016 produk yang telah diproduksi adalah sebanyak 95 unit dengan rincian 37 unit produk ready-to-wear deluxe, 17 unit gaun malam, sembilan unit busana muslim, 30 unit koleksi fashion show dan dua unit busana pengantin. Fasilitas penunjang produksi yang diberikan butik ini adalah lima mesin jahit, satu mesin obras, satu mesin potong bundar, satu setrika elektrik, satu setrika uap dan satu mesin kancing bungkus manual. Butik memberikan listrik sebesar 3500 watt, perlengkapan kerja serta gudang sebagai sarana penunjang produksi. Proses produksi dimulai ketika adanya perencanaan produksi, baik untuk pesanan konsumen, sebagai stock ataupun koleksi fashion show. Proses produksi diawali dengan perencanaan yang kemudian dibuat desain busana dan dipilih material yang akan digunakannya oleh desainer. Kemudian operator pola mulai melakukan pengukuran, pembuatan pola dan pemotongan kain, yang kemudian diberikan kepada operator jahit untuk dilakukan proses penjahitan. Setelah melalui proses penjahitan, dilakukan fitting. Proses berlanjut ke pemasangan payet dan aplikasi, jika sudah dianggap sesuai oleh konsumen ataupun desainer, bila tidak sesuai proses kembali ke penjahitan. Setelah pemasangan payet dan aplikasi, dilakukan quality control oleh desainer, jika telah lolos uji, dilakukan proses finishing dan packing lalu produk dikirim. Selama 64 hari PKL, ditemukan masalah yang kemudian didiskusikan kedalam diskusi yakni mengenai ketidakteraturan penggunaan payet pada proses produksi. Payet merupakan ciri khas dari busana di butik Malik Moestaram, maka dari itu penggunaan payet di butik ini cenderung banyak dan dibutuhkan perkiraan yang tepat dalam pengendalian produksinya. Namun hal ini tidak dilakukan menimbulkan masalah berupa tidak sesuainya jumlah payet yang dibutuhkan dengan jumlah payet yang dimiliki dan menyebabkan habisnya payet pada saat proses produksi sedang berlangsung. Perkiraan dalam mengukur penggunaan payet dapat dilakukan oleh seorang operator yang telah berpengalaman dalam bidangnya dan butik Malik Moestaram telah memilikinya. Maka dari itu sebaiknya desainer member tugas kepada operator tersebut untuk memperkirakan penggunaan payet untuk setiap desainnya.
URI: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/985
Appears in Collections:Produksi Garmen Dan Fashion Desain

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
BAB I.pdf1.69 MBAdobe PDFView/Open
Daftar Isi.pdf202.74 kBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf1.69 MBAdobe PDFView/Open
Ringkasan.pdf206.1 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.