Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/983
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorCici, Cahyati-
dc.date.accessioned2023-06-15T08:25:39Z-
dc.date.available2023-06-15T08:25:39Z-
dc.date.issued2017-
dc.identifier.urihttp://localhost:8080/jspui/handle/123456789/983-
dc.description.abstractLaporan praktik kerja lapangan ini disusun berdasarkan praktik kerja lapangan yang dilaksanakan di butik Harry Ibrahim dari tanggal 3 Oktober 2016 sampai 24 Desember 2016 selama 64 hari kerja. Butik Harry Ibrahim adalah perusahaan berbentuk milik perseorangan yang dirintis dan dipimpin oleh desainer Bambang Harijono Ibrahim atau yang lebih dikenal Harry Ibrahim. Perusahaan Harry Ibrahim berdiri pada tahun 1998. Pada awalnya adalah sebuah konveksi yang memproduksi baju seragam, jas, Blazzer, dan Rok untuk dijual di Yogya departemen store. Brand Harry Ibrahim mulai diluncurkan pada awal tahun 2000 ketika pertama kali mengikuti wedding Exhibition di Hotel Horison Bandung. Butik pertama Harry Ibrahim berada di kediaman Harry Ibrahim tepatnya di jalan Karang Anyar Gang City no 17. Sejak tahun 2005 hingga saat ini, Butik Harry Ibrahim pindah ke Jalan Karang Anyar no 65 . Lokasi Butik saat ini meliputi galeri butik tempat memajang koleksi busana, melayani pelanggan untuk konsultasi dan tempat melakukan fitting serta workshop sebagai tempat melaksanakan produksi busana karya Harry Ibrahim. Jenis busana yang diproduksi di butik Harry Ibrahim adalah Haute Couture dan Ready to Wear. Kegiatan produksi busana Haute Couture dilakukan di workshop Harry Ibrahim, sementara busana Ready to Wear diproduksi secara masal di workshop Harry Ibrahim dan di pihak ketiga dengan sistem outsourching. Seluruh proses produksi busana Haute Couture dilakukan di workshop Harry Ibrahim, mulai dari pembuatan pola, gelar-susun kain, pemotongan kain, penjahitan, pengaplikasian, pemasangan serta pembuatan aksesoris tambahan sampai dengan finishing dan pengemasan. Kapasitas produksi maksimal adalah sebanyak 25 busana Haute Couture setiap bulan. Pada bab IV diskusi mengambil pengamatan berdasarkan Praktik Kerja Lapangan di bagian produksi khususnya pada proses perencanaan produksi. Diskusi ini didasari oleh temuan kendala dan permasalahan pada proses produksi busana Haute Couture berupa peristiwa pembatalan fitting dan kesalahan produksi yang menyebabkan bahan terbuang. Kekurangan data untuk bagian produksi, kesalahan produksi, target waktu yang tidak terorganisir dengan baik adalah beberapa catatan kendala produksi lainnya yang ditemukan workshop Harry Ibrahim. Faktor utama yang menyebabkan kegiatan produksi terhambat adalah kekurangan data pada order sheet yang digunakan sebagai panduan proses produksi. Diskusi dilakukan dengan menganalisa berbagai kendala di bagian produksi dan pada pembahasan akan di analisa lebih dalam dengan menyesuaikan kebutuhan data pada poduksi. Hasil dari diskusi adalah sebuah tawaran desain perbaikan order sheet guna memperlancar kegiatan produksi di butik Harry Ibrahim. kesimpulan dan saran untuk perusahaan akan tersaji pada penutup di bab V. Kesimpulan dan saran diharapkan dapat dipertimbangkan untuk digunakan di butik agar kelancaran produksi di butik Harry Ibrahim semakin meningkat.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.titleLAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI BUTIK HARRY IBRAHIMen_US
dc.typeOtheren_US
Appears in Collections:Produksi Garmen Dan Fashion Desain

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
BAB I.pdf1.59 MBAdobe PDFView/Open
Daftar Isi.pdf1.59 MBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf1.59 MBAdobe PDFView/Open
Ringkasan.pdf1.59 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.