Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/958
Title: LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI PT YOGYATEK
Authors: Nomas, Akbar Y. P
Issue Date: 2017
Abstract: PT Yogyatek adalah salah satu perusahaan kain rajut di Indonesia. Terbagi menjadi dua fokus produksi yaitu rajut lusi (Warp knitting) dan juga rajut pakan (Weft knitting). PT Yogyatek terletak di jalan Sorosutan No 11 Umbulharjo Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewaa Yogyakarta. PT Yogyatek didirikan pada tahun 1973 dan diambil alih oleh PT Sri Rejeki Isman Tbk. pada tahun 2010 karena beberapa masalah. PT Yogyatek mempunyai lahan seluas 50.000 m dan memiliki 2 unit gedung departemen circular knitting serta 2 unit gedung departemen warp knitting. Divisi circullar knit memiliki 28 mesin rajut bundar yang terdiri dari 16 buah mesin single jersey, 5 buah mesin double jersey dan 3 buah mesin rajut Rib. Selain itu divisi circullar knit juga memiliki mesin rajut datar berjumlah 3 unit. Kemudian divisi warp knit memiliki 32 mesin rajut lusi tipe tricot produk dari Jerman dan Taiwan. 10 unit buatan Taiwan tahun 2010 dan 22 unit mesin buatan Jerman tahun 1973. Struktur Organisasi yang digunakan yaitu garis, dimana tanggung jawab pelaksanaan kegiatan diperusahaan dipegang langsung oleh Presiden Direktur. Sampai dengan September 2016 PT Yogyatek mempunyai karyawan sebanyak 172 orang, terdiri dari 149 karyawan laki-laki dan 23 karyawan perempuan. Perusahaan sangat memperhatikan kesejahteraan dan telah mengikuti program BPJS ketenagakerjaan untuk karyawan serta memiliki Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) sebagai panduan hubungan antara pihak perusahaan dengan pihak kerja. Pada rencana produksi Bulan Oktober 2016 PT Yogyatek akan memproduksi beberapa jenis kain greige dengan artikel SJ 611, PC 634, INT 71. dimana total produksi mencapai 819 ton kain greige. Bahan baku yang dipakai untuk kain- kain yang dihasilkan PT Yogyatek berasal dari benang rayon, benang poliester, benang CVC, benang CD, dan benang CM. Produk PT Yogyatek di dalam dan lura negeri seperti Amerika, Canada, Jakarta, Bandung dan Bali. Pengendalian mutu produk terjadi di saat material datang dengan cara pengecekan visual, kemudiaan pada saat proses produksi dengan cara penimbangan dan penyambungan putus benang serta saat sampai di bagian P&C yaitu dengan di cek dan memakai sistem poin untuk dapat menentukan kain tersebut grade A atau grade B. Bila poin saat pengecekan kurang dari 10 poin berarti masuk kategori grade A namun bila poin lebih dari 10 poin maka masuk grade B. Berdasarkan diskusi yang diambil bahwa pengendalian mutu di PT Yogyatek hanya mengandalkan divisi P&C saja yang dirasa kurang dalam mencegah banyaknya cacat yang ditemukan saat inspeksi. Oleh karena itu dibutuhkan inspeksi internal produksi agar cacat dapat langsung terdeteksi di setiap divisi circullar knit maupun warp knit. Banyak efek yang ditimbulkan bila mana tidak adanya inspeksi internal produksi yaitu meningkatnya grade B, membengkaknya biaya produksi dan lain lain.
URI: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/958
Appears in Collections:Teknik Tekstil

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
BAB I.pdf173.9 kBAdobe PDFView/Open
Daftar Isi.pdf182.55 kBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf168.69 kBAdobe PDFView/Open
Ringkasan.pdf96.99 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.