Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/953
Title: LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI PT TOYOBO MANUFACTURING INDONESIA
Authors: Muhamad, Sopyan
Issue Date: 2017
Abstract: PT Toyobo Manufacturing Indonesia berada dalam Karawang International Industrial City (KIIC) di Jalan Maligi I Blok B-3, yang secara administratif termasuk Kelurahan Sukaluyu, Kecamatan Teluk Jambe Barat, Kabupaten Karawang, dengan luas bangunan 31.000 m 2 . Perusahaan ini berbadan hukum dalam bentuk perseroan terbatas, didirikan atas usaha bersama antara perusahaan swasta Jepang dan nasional. Gabungan perusahaan tersebut adalah Toyobo Co.Ltd. Jepang, dengan PT Great River Industries yang merupakan perusahaan swasta nasional dengan modal dalam negeri dan PT Golden Castle yang merupakan perusahaan swasta nasional dengan modal asing. PT Toyobo Manufacturing Indonesia didirikan dengan modal awal sebesar US$ 10.000.000, didirikan pada tahun 1995 berdasarkan Akte Notaris Harvey Tanuwidjaja Sondak, SH. No. 24 tanggal 27 April 1995 dengan nama sebelumnya yaitu PT Toyobo Knitting Indonesia. Kemudian merubah nama perusahaan berdasarkan akte notaris no.64 tanggal 9 april 2015 perubahan nama dari kementrian Hukum dan HAM menjadi PT Toyobo Manufacturing Indonesia. Struktur organisasi berbentuk garis dengan Presiden Direktur sebagai pemimpin tertinggi. Jumlah karyawan sampai bulan Oktober 2016 sebanyak 192 orang yang terdiri atas 0,52% lulusan SD, 2,6% lulusan SLTP, 84,37% lulusan SLTA, 3,64% lulusan D-I s/d D-III, dan 8,85% lulusan D-IV / S1. Terdapat satu divisi utama Produksi dan empat divisi umum. Jumlah produksi Divisi Knitting 20 ton per bulan kain grey diproduksi menggunakan 43 mesin rajut bundar. Hasil produksinya 95% diekspor ke Jepang baik diekspor langsung, ataupun diolah kembali oleh perusahaan garmen lokal menjadi busana yang terbuat dari kain rajut, sedangkan sisanya 5% untuk memenuhi kebutuhan lokal. Jenis produk yang dihasilkan adalah kain fungsional untuk underwear, sportwear, uniform, kain mentah (greige), kameja dan kain pelapis jok mobil. Sarana penunjang produksi diantaranya tenaga listrik sebesar 780 kWH/hari, boiler dengan kapasitas 2 ton sebanyak lima unit, kompresor sebanyak empat unit, pompa air sebanyak enam unit, dehidrator satu unit, dan genset satu unit. Air yang diperoleh dari KIIC dengan kapasitas sebesar 1500 m 3 /hari, pengolahan limbah dengan menggunakan metode fisika dan kimia dengan hasil pengolahannya sudah memenuhi SK Gubernur Jawa Barat No.06/1999, laboratorium dan pergudangan. Topik yang dibahas dalam diskusi adalah tindakan pencegahan cacat kotor benang, Cacat kotor benang adalah cacat yang berbentuk bercak - bercak pada benang di dalam kain akan terlihat jelas jika sudah di celup seperti garis strip putus putus atau strip panjang kearah lebar kain seperti cacat barre/yokodan tetapi disebabkan oleh pelumas, kotor dari tangan operator atau debu fly waste. Cacat kotor benang merupakan cacat fisik yang dapat dicegah dan ditanggulangi. Tetapi cacat ini sangat sulit untuk ditanggulangi apabila sudah masuk scouring, sehingga hal ini dianalisa, dengan cara menganalisis hal apa saja yang menyebabkan benang diproses perajutan mengalami cacat kotor benang serta cara pencegahannya agar cacat kotor benang dapat dikurangi bahkan dihindari. Kain yang mengalami cacat kotor benang pada bulan Januari – September 2016 sepanjang 5737 m atau 2,21% dari total produksi 269,629.24 m. Hasil pengamatan faktor material yaitu bahan baku benang lembab, Ketika benang pada cone hampir habis terajut, benang pada bagian ini rentan terkena kotoran.
URI: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/953
Appears in Collections:Teknik Tekstil

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
BAB I.pdf4.98 MBAdobe PDFView/Open
Daftar Isi.pdf4.98 MBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf4.98 MBAdobe PDFView/Open
Ringkasan.pdf4.98 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.