Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/934
Title: STUDI PEMBUATAN KAIN RAJUT PAKAN SPACER UNTUK BAHAN BANTALAN PELINDUNG TERHADAP BENTURAN
Authors: Ryan, Rudy
Issue Date: 2020
Abstract: Perlengkapan pelindung benturan biasanya dibuat dengan menyertakan bahan bantalan yang umumnya terbuat dari busa untuk menghindari resiko cedera yang dapat terjadi ketika seseorang melakukan aktivitas olahraga maupun aktivitas lainnya. Namun demikian, penggunaan busa sebagai bahan bantalan pelindung terhadap benturan diketahui memiliki kekurangan dari segi kenyamanan. Kain rajut pakan spacer merupakan kain rajut yang memiliki struktur 3D (tigadimensi) yang terdiri dari dua lapisan kain terpisah yang dihubungkan oleh benang-benang spacer. Kain ini memiliki sifat dapat ditekan dan kembali ke bentuk semula seperti halnya busa. Struktur kain yang berpori membuatnya dapat dilewati udara dan mampu melepas uap kelembaban. Oleh karena itu, kain rajut pakan spacer memiliki potensi untuk digunakan sebagai bantalan pelindung terhadap benturan apabila dibuat dengan parameter struktur yang sesuai. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kemampuan terhadap benturan dan sifat kenyamanan dari kain rajut pakan spacer yang dibuat sebagai bahan bantalan pelindung benturan. Parameter struktur kain yang menjadi fokus penelitian adalah kehalusan atau ukuran benang spacer dan desain struktur jeratan kain serta penggunaan benang yang memiliki sifat hidrofobik dan hidrofilik dengan tujuan menghasilkan kain dengan sifat kenyamanan panas yang baik. Sebanyak 9 sampel kain rajut pakan spacer telah dibuat dengan 2 jenis strukur jeratan kain menggunakan benang spacer monofilamen nilon yang memiliki kehalusan atau ukuran diameter berbeda. Pengujian kemampuan terhadap benturan dilakukan untuk mengetahui kemampuan peredaman dan gaya benturan yang dihasilkan oleh sampel kain yang telah dibuat. Metode uji benturan dilakukan dengan menjatuhkan beban dengan berat 5 kg pada sampel dari ketinggian tertentu menggunakan alat uji benturan yang telah dibuat. Pengujian terkait sifat kenyamanan panas yang dilakukan diantaranya perpindahan kelembaban dalam bentuk cairan serta pelepasan kelembaban dalam bentuk uap air. Untuk mengukur sifat kenyamanan panas terkait perpindahan kelembaban dalam bentuk cairan, sampel kain dibuat dengan menempatkan benang hidrofobik dan hidrofilik masing-masing pada permukaan kain yang berbeda dengan teknik plating dan diuji menggunakan alat Moisture Management Tester (MMT). Pengukuran pelepasan kelembaban dalam bentuk uap air diakukan dengan alat Sweating Guarded Hot Plate (SGHP) yang mensimulasikan pelepasan panas dan kelembaban dalam bentuk uap air oleh tubuh. Uji benturan dan sifat kenyamanan juga dilakukan terhadap busa pada pelindung benturan yang beredar dipasaran sebagai pembanding dari sampel kain rajut pakan spacer yang telah dibuat. Hasil percobaan menunjukkan bahwa ukuran atau kehalusan benang spacer monofilamen dan struktur jeratan kain memiliki pengaruh terhadap gaya benturan dan kemampuan peredaman benturan dari sampel kain rajut pakan spacer yang telah dibuat. Sampel kain yang dibuat menggunakan benang spacer monofilamen nilon dengan ukuran diameter lebih besar atau kehalusan semakin rendah (kasar) diketahui dapat meredam gaya benturan lebih tinggi sehingga menghasilkan gaya benturan yang lebih rendah pada kedua struktur jeratan kain. Struktur jeratan kain yang memiliki jumlah jeratan benang spacer lebih banyak diketahui menghasilkan gaya benturan yang lebih rendah dan meredam gaya benturan lebih tinggi dibanding struktur lain dengan ukuran atau kehalusan benang spacer yang sama. Dari semua sampel kain yang telah diuji, sampel B030 meredam gaya benturan lebih tinggi dibanding sampel lain, yaitu sebesar 1409,67 N (24,86%), 590,20 N (4,51%) dan 222,30 N (1,14%) masing-masing pada tingkat energi benturan 9,8, 29,4 dan 49 J sehingga menghasilkan gaya benturan lebih rendah. Penggunaan sampel kain secara berlapis diketahui dapat meningkatkan kemampuan peredaman benturan dan menghasilkan gaya benturan lebih rendah. Sampel B030 yang disusun sebanyak 5 lapis menghasilkan kemmapuan meredam gaya benturan sebesar 3574,31 N (63,04%), 4972,14 N (38,02%) dan 6324,28 N (32,28%) masing-masing pada tingkat energi benturan 9,8, 29,4 dan 49 J. Sampel kain yang dibuat menggunakan benang spacer monofilamen nilon dengan ukuran diameter lebih besar atau kehalusan semakin rendah (kasar) menghasilkan gaya benturan lebih baik dibanding sampel busa pada pelindung lutut komersial ketika digunakan secara berlapis. Semua sampel kain rajut pakan spacer menghasilkan sifat kenyamanan panas lebih baik dibandingkan dengan sampel busa yang digunakan pada penelitian ini. Sampel kain yang dibuat menggunakan benang spacer monofilamen nilon dengan kehalusan lebih tinggi atau ukuran diameter lebih kecil menghasilkan nilai ketahanan terhadap uap air (R ) yang lebih rendah (lebih baik) pada kedua struktur jeratan kain. Sampel A015 dan sampel B015 diketahui menghasilkan nilai ketahanan terhadap uap air (R et et ) lebih rendah dibanding sampel lain yaitu masingmasing sebesar 8,77 m 2 kPa/W dan 9,63 m 2 kPa/W. Penggunaan benang polister yang bersifat hidrofobik dan benang kapas yang memiliki sifat hidrofilik pada permukaan kain yang berbeda diketahui dapat menghasilkan kain dengan kemampuan pengaturan kelembaban yang baik dan diklasifikasikan sebagai moisture management fabric. Dalam hal perlindungan terhadap cedera akibat benturan, sampel kain rajut pakan spacer yang digunakan secara berlapis dapat melindungi area lutut pada tingkat energi benturan rendah.
URI: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/934
Appears in Collections:Magister Rekayasa Tekstil Dan Apparel

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Abstrak.pdf481.61 kBAdobe PDFView/Open
BAB I.pdf499.31 kBAdobe PDFView/Open
Daftar Isi.pdf5.49 MBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf741.76 kBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf2.47 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.