Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/932
Title: STUDI PEMBUATAN BAHAN TEKSTIL ANTI RADIASI ELEKTROMAGNETIK DARI KAIN RAJUT BERBAHAN BENANG KONDUKTIF TESIS
Authors: Taufik, Munandar
Issue Date: 2020
Abstract: Penggunaan material tekstil telah diketahui sejak peradaban manusia zaman lampau. Manusia modern tidak dapat dipisahkan hidupnya dari bahan tekstil, baik untuk penggunaan sandang maupun nonsandang. Material kain rajut konduktif telah banyak digunakan untuk berbagai penggunaan, salah satunya pada pembuatan material Electromagnetic Interference Shielding (EMI). Material yang bersifat konduktif memiliki sifat untuk mengabsorbsi gelombang elektromagnetik, sehingga material konduktif merupakan material yang cocok untuk digunakan sebagai material anti radiasi elektromagnetik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan kain rajut yang dapat digunakan sebagai material anti radiasi elektromagnetik dan memiliki sifat kenyamanan yang baik. Pada penelitian ini telah dibuat suatu bahan tekstil anti radiasi dari kain rajut berbahan benang konduktif untuk penggunaan aplikasi anti radiasi elektromagnetik serta diuji sifat kenyamanannya. Metode yang digunakan dengan cara penyisipan benang konduktif pada proses perajutan. Adapun material benang yang digunakan untuk membuat bahan tekstil anti radiasi elektromagnetik tersebut adalah benang konduktif terbuat dari bahan nilon silver dengan nomor benang gintir 14x2 Tex digunakan sebagai benang penyisip, dan benang gintir kapas 29x2 Tex, benang gintir poliester 29x2 Tex, dan benang gintir akrilik 39x2 Tex digunakan sebagai benang utamanya. Mesin rajut yang digunakan adalah mesin rajut datar merk Stoll tipe CMS 530 HP. Pembuatan kain rajut dilakukan dengan menggunakan feeder plating untuk menghasilkan kain rajut dengan teknik pelapisan (plating). Lapisan kain yang dihasilkan terdiri dari dua jenis benang yang berbeda. Pemasangan benang pada feeder plating diatur dimana permukaan kain bagian dalam yang bersentuhan langsung dengan kulit dipasang benang kapas, poliester atau akrilik, sedangkan benang konduktif dipasang pada permukaan kain bagian luar. Eksperimen awal dilakukan dengan membuat kain rajut non konduktif sebagai kain kontrol dan kain rajut konduktif dengan komposisi material kapas dan konduktif, struktur jeratan plain dan NP (Needle Position)10. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui sejauh mana material yang memiliki sifat konduktif menahan radiasi elektromagnetik dibandingkan dengan kain non konduktif. Disimpulkan bahwa material dari bahan konduktif memiliki sifat menyerap radiasi elektromagnetik. Pada penelitian ini pembuatan kain dibuat dengan berbagai variasi yaitu : variasi material,variasi struktur dan variasi NP (Needle Position). Alat uji yang digunakan untuk mengukur radiasi elektromagnetik adalah electromagnetic radiation tester. Sumber radiasi yang digunakan pada penelitian ini berasal dari telepon seluler (ponsel). Pengujian anti radiasi elektromagnetik yang diukur adalah besar dari medan listrik (E) dan medan magnet (H). Jarak uji radiasi elektromagnetik dilakukan dengan tiga jarak uji yaitu kesatu pada jarak 0cm, kedua pada jarak 0,5 cm dan ketiga pada jarak 1,5 cm. Sifat fisik dan struktur kain yang dipilih untuk pengujian adalah gramasi kain (berat/m 2 ), Course Per Cm (CPC), Wale Per Cm (WPC) dan ketebalan kain. Sifat kenyamanan yang dipilih pada penelitian ini adalah daya serap bahan, konduktifitas termal dan perasaan hangat/dingin dari kain. Disimpulkan bahwa hasil uji radiasi elektromagnetik yang paling baik pada ketiga jarak uji yaitu 0 cm, 0,5 cm dan 1 cm adalah sampel kain no 2 dengan komposisi material benang kapas dan benang konduktif, struktur jeratan plain dan NP (Needle Position) 10. Besaran nilai medan E (listrik) dengan jarak uji 0 cm, 0,5 cm dan 1 cm sebesar 0 V/m dan dan untuk medan H (magnet) dengan jarak uji 0 cm sebesar 0,02 µT, jarak uji 0,5 cm sebesar 0,01 µT, dan jarak uji 1 cm sebesar 0 µT. Untuk sifat kenyamanan kain rajut sampel 2 memiliki daya serap bahan yang paling baik yaitu sebesar 4,4 detik serta memiliki nilai Qmax lebih besar dibandingkan dengan kain non konduktif yaitu 423,15 W/m2 yang artinya kain tersebut memiliki perasaan dingin jika bersentuhan dengan kulit.
URI: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/932
Appears in Collections:Magister Rekayasa Tekstil Dan Apparel

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Abstrak.pdf3.04 MBAdobe PDFView/Open
BAB I.pdf3.04 MBAdobe PDFView/Open
Daftar Isi.pdf3.04 MBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf3.04 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf3.04 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.