Please use this identifier to cite or link to this item:
http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/85
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.author | Fani, Miftah Rizkia | - |
dc.date.accessioned | 2022-11-05T13:15:17Z | - |
dc.date.available | 2022-11-05T13:15:17Z | - |
dc.date.issued | 2014 | - |
dc.identifier.uri | http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/85 | - |
dc.description.abstract | Motif dan warna yang sesuai dengan keinginan pemesan merupakan hal yang paling utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan, sistem yang diaplikasikan pada perusahaan pemesanan, sehingga warna dan motif yang dihasilkan harus sesuai dengan yang dipesan oleh pelanggan. Apabila pada saat proses pencelupan, warna tidak sesuai maka akan dilakukan pencelupan ulang yang akan menambah waktu dan biaya produksi. Hasil pencelupan kain bordir brukat metallic silver atau kain embroidery dengan komposisi motif benang poliamida 55% dan poliester 45%, pada hasil proses pencelupan sering terjadi warna yang tidak sesuai dengan permintaan. Hal ini dapat disebabkan karena adanya penodaan zat warna asam pada motif benang poliester, oleh karena ini perlu dilakukan penelitian tentang zat pembantu yang dapat meminimalisir terjadinya penodaan, dengan tanpa mengganti metoda yang telah digunakan. Konsentrasi zat perata levelling anionok-nonionik sebanyak 1g/L yang biasanya digunakan perusahaan belum optimal dalam meratakan penyerapan zat warna asam pada motif poliamida, sehingga terjadi penodaan pada motif poliester. Penodaan yang terjadi oleh zat warna asam terhadap motif poliester ini dapat diakibatkan oleh zat warna asam yang memiliki molekul yang cukup besar, karena zat warna yang digunakan adalah tipe half milling sehingga gugus pelarut yang terdapat pada zat warna ini lebih sedikit dan mengakibatkan zat warna cenderung hidrofob dan dapat menodai motif poliester yang juga memiliki sifat hidrofob. Maka dari itu dilakukan penelitian pada proses pencelupan dengan menggunakan zat perata levelling anionik-nonionik dari konsentrasi 1g/L-6 g/L. Hasil yang didapat yaitu semakin banyak levelling anionik-nonionik yang digunakan maka semakin tua warna motif benang poliamida dan semakin muda motif benang polister, penodaan zat warna asam terhadap motif polister juga semakin tidak ada. Evaluasi terhadap penodaan dilakukan dengan cara menguji ketuaan warna pada motif benang poliester dan poliamida, kerataan warna pada motif benang poliester, penodaan warna pada motif poliester secara visual dan ketahanan luntur warna terhadap pencucian. Titik optimum penggunaan zat perata levelling anionik-nonionik yaitu pada konsentrasi 3 g/L, karena pada konsentrasi tersebut sudah tidak terjadi penodaan dan warna yang telah sesuai dengan keinginan konsumen. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.title | STUDI PENGGUNAAN ZAT PERATA LEVELLING ANIONIK NONIONIK TERHADAP PENODAAN ZAT WARNA ASAM PADA MOTIF BENANG POLIESTER KAIN BRUKAT METALLIC SILVER | en_US |
dc.type | Other | en_US |
Appears in Collections: | Kimia Tekstil |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
BAB I.pdf | 2.7 MB | Adobe PDF | View/Open | |
Daftar Isi.pdf | 2.7 MB | Adobe PDF | View/Open | |
Daftar Pustaka.pdf | 2.7 MB | Adobe PDF | View/Open | |
Intisari.pdf | 2.7 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.