Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/856
Title: LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI PT NAGASAKTI KURNIA TEXTILE MILLS
Authors: Endah, Setiawati
Issue Date: 2016
Abstract: PT Nagasakti Kurnia Textile Mills mulanya merupakan perusahaan dagang bernama PD Nagamas yang didirikan pada tahun 1982 oleh seorang pedagang kain yang berlokasi di Jalan Kesatriaan, Bandung. Pada tahun 1985 hak kepemilikan perusahaan dialihkan menjadi perseorangan sehingga menjadi PT Nagatex dan berlokasi di Jalan Cisirung No.38 Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat diatas tanah seluas 40.000 m 2 dengan luas bangunan kurang lebih 38.071 m2 . PT Nagasakti Kurnia Textile Mills termasuk perusahaan berbentuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang mencakup produksi di bidang pertenunan (weaving) serta pencelupan-penyempurnaan (dyeing-finishing). Struktur organisasi PT Nagasakti Kurnia Textile Mills berbentuk garis dan staff dengan kekuasaan tertinggi dipegang oleh Direktur Utama, dengan jumlah karyawan pada bulan April 2016 sebanyak 917 orang, terdiri atas 3,93% lulusan SD, 10,91% lulusan SMP, 80,26% lulusan SMA, dan 4,90% lulusan Perguruan Tinggi. Hasil produksi akhir PT Nagasakti Kurnia Textile Mills berupa kain putih dan kain jadi (finish) untuk bahan seragam dari bahan baku serat rayon, poliester dan campurannya dengan komposisi tertentu misalnya kain poliester-rayon (65%-35%). Perbandingan serat campuran disesuaikan dengan pesanan pelanggan. Pada bulan Februari-April 2016 perusahaan memproduksi sebanyak 6.635.510,75 m kain, yang seluruhnya dipasarkan di dalam negeri diantaranya 80% Jakarta, 8% Bandung, 5% Tulung Agung, 5% Surabaya dan 2% Makassar. Kegiatan produksi di bagian Dyeing-Finishing dilengkapi dengan sarana mesinmesin seperti singeing, desizing-scouring-bleaching secara kontinyu, stenter, jet dyeing, thermosol, cold pad-batch, calander, sueding, scutcher dan lain-lain. Sarana penunjang produksi, berupa tenaga listrik dari PLN dengan kapasitas 2770 KVA dan generator diesel yang dipakai apabila sumber listrik dari PLN tidak jalan sebesar 280 KVA serta tenaga uap dan tenaga pendingin dari beberapa ketel uap (boiler). Sarana penunjang lainnya, yaitu laboratorium, pergudangan dan instalasi pengolahan air proses yang bersumber dari 6 buah sumur artesis dengan masing- masing kedalaman  200 meter, pengolahan air limbah secara biologi yang nantinya akan dikirim ke PT Damda Intra untuk diolah lebih lanjut agar memenuhi standar baku mutu limbah sesuai SK Gubernur Prop. Jabar No.6 Tahun 1999. Pada tinjauan khusus akan dibahas mengenai pengamatan terhadap mesin pendingin air (water cooling chiller) yang sering mengalami permasalahan selama bulan Februari sampai Maret 2016. Permasalahan tersebut dapat menyebabkan hilangnya waktu produksi (downtime) sehingga harus dilakukan penanggulangan. Berdasarkan analisa dan pembahasan, masalah tersebut ditinjau dari faktor mesin, biaya dan sumber daya manusia, permasalahan disebabkan oleh sensor otomatis yang sudah tidak sensitif juga pemakaian mesin secara non stop, kurangnya pemilihan prioritas dana untuk kepentingan mesin yang mendesak dan kurangnya sikap disiplin dan kerja sama dari operator. Besarnya jumlah waktu produksi yang hilang pada bulan Februari 2016 sebesar 0,15% dari total produksi yang dihasilkan sebanyak 1.424.358,75 m. Setelah dilakukan upaya penanggulangan kerusakan mesin pendingin air dengan cara mengganti sensor otomatis dan menghentikan mesin saat tak terpakai, menganggarkan dana untuk keperluan mesin yang mendesak, serta peningkatan sikap disiplin dan kerjasama yang baik antar operator, maka pada bulan Maret 2016 terjadi penurunan hilangnya jumlah waktu produksi menjadi 0,033% dari total produksi yang dihasilkan sebanyak 1.434.528 m.
URI: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/856
Appears in Collections:Kimia Tekstil

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
BAB I.pdf245.81 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.