Please use this identifier to cite or link to this item:
http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/810
Title: | LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI PT TRISCO TAILORD APPAREL MANUFACTURING ( PT TRISO TAM ) |
Authors: | Astry, Kurniawaty Saputry |
Issue Date: | 2016 |
Abstract: | PT Trisco Tailored Apparel Manufacturing ( PT Trisco TAM ) merupakan sebuah perusahaan industri pakaian jadi yang terletak di Kawasan Berikat, Kompleks Industri Trikencana Jl. Raya Kopo - Soreang KM 11,5 Katapang, Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Perusahaan berdiri pada tanggal 2 Februari 2000 sebagai Perseroan Terbatas ( PT ) diatas lahan seluas 14.496,357 m2 dengan bangunan yang terdiri dari dua lantai seluas 12.455 m2 2 . PT Trisco TAM merupakan perusahaan yang modalnya berstatus Penanaman Modal Asing ( PMA ) . Modal yang diinvestasikan untuk mendirikan perusahaan adalah senilai US $1.000.000 yang berasal dari 3 ( tiga ) investor. Bentuk struktur organisasi di PT Trisco TAM adalah garis dan staf. Jumlah pekerja sampai dengan bulan Mei 2016 adalah sebanyak 2.095 orang ( 2.024 orang setara SMA, 13 orang D1, 11 orang D3, 46 orang S1, dan 1 orang S2 ) . Jenis produk yang dihasilkan adalah jacket dan trouser. PT Trisco TAM memiliki jumlah mesin dan peralatan untuk produksi sebanyak 1.434 unit dengan jumlah produksi mens/ladies jacket 2.880 pcs/hari, mens trouser 2.160 pcs/hari dan special order 200 pcs/hari. Produk yang dihasilkan PT Trisco TAM berorientasi pada pasar ekspor dibandingkan pasar lokal dengan perbandingan sebesar 95% : 5%. Fokus pemasaran produk PT Trisco TAM adalah negara Australia, Amerika, serta beberapa negara lain di benua Eropa dan Asia. Sarana penunjang produksi terdiri dari tenaga listrik yang berasal dari PLN sebesar 1.250 kVA dan cadangan generator sebesar 5 kVA, tenaga uap, pendingin udara, tenaga angin, pengolahan air, penanganan limbah, pergudangan dan laboratorium. Tinjauan khusus pada Laporan Kerja Praktik ( LKP ) ini membahas tentang penumpukan pengembalian benang jahit sisa pemakaian produksi di tempat penyimpanan persediaan benang yang berasal dari lini produksi. Penumpukan terjadi akibat pengambilan cones benang jahit yang tidak ditentukan oleh Product Planning Inventory Control ( PPIC ) . Proses pengambilan dan pengembalian benang jahit yang tidak teratur, mengakibatkan terjadinya penumpukan benang jahit. Oleh karena itu, harus ada perubahan sistem pengambilan cones benang jahit maupun pengembalian cones benang jahit dari lini produksi dengan membuat Standard Operating Procedure ( SOP ) sehingga tidak terjadi penumpukan pengembalian benang jahit sisa pemakaian di tempat penyimpanan persediaan benang dan dapat memudahkan operator/leader lini produksi pada saat pengambilan kembali benang jahit untuk lini produksi apabila ada repeat order. |
URI: | http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/810 |
Appears in Collections: | Produksi Garmen Dan Fashion Desain |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.