Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/807
Title: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI PT BUMA APPAREL INDUSTRY
Authors: Albert, Sukacita
Issue Date: 2016
Abstract: PT Buma Apparel Industry berdiri pada bulan Agustus 1988 di Seoul, Korea Selatan. Pada bulan Januari 1997 perusahaan ini pindah ke Pulogadung - Jakarta, Indonesia dengan 1 factory dan di tahun yang sama pada bulan November perusahaan ini membuka factory 2 dan factory 3. Pada tahun 2007 perusahaan ini berpindah lokasi dan melakukan pembangunan di Subang - Jawa Barat, Indonesia. Pembangunan ini berlangsung selama satu tahun sehingga PT Buma Apparel Industry berdiri dan mulai beroperasi dengan 1 factory pada bulan Agustus 2008. Pada bulan November 2009 perusahaan mendirikan factory ke 2 dan 2 tahun kemudian tepatnya pada bulan Oktober 2011 perusahaan menambah 1 factory lagi sehingga pada tahun 2011 sampai dengan sekarang jumlah factory yang beroperasi sebanyak 3 unit. PT Buma Apparel Industry berada di Jalan Raya Purwadadi, Dusun Kaliangbawang RT. 15 / RW. 08 Desa Wanakerta Kec. Purwadadi, Subang 41261 Jawa Barat – Indonesia dengan luas tanah 110.200 m 2 dengan luas bangunan yang berada di PT Buma Apparel Industry sekitar 38.858 m 2 . Struktur organisasi PT Buma Apparel Industry adalah berbentuk garis, dengan kekuasaan tertinggi dipegang oleh Presiden Direktur. Karyawan yang bekerja di PT Buma Apparel Industry berjumlah 3.206 karyawan pada bulan April tahun 2016. PT Buma Apparel Industry memiliki mesin produksi (penjahitan) sebanyak 3.067 unit dan mesin produksi (non penjahitan) sebanyak 537 unit, dengan kapasitas produksi sejumlah 633.145 pcs/bulan. Saat ini PT Buma Apparel Industry hanya melakukan produksi garmen dengan jenis dress dan blouse dengan berbagai jenis style serta persentase pemasaran 100% Amerika, dan modal berasal dari 100% Penanaman Modal Asing (PMA). Tinjauan khusus membahas mengenai terlambatnya pengiriman pre-production sample karena perbaikan kembali sample akibat cacat jahitan top stitch yang tidak rata, hal itu dilakukan agar tidak terjadinya keterlambatan produksi yang berakibat terlambatnya juga shipment. Penyebab terjadinya perbaikan kembali akibat cacat jahitan top stitch dikarenakan faktor mesin dan metoda. Saran yang dapat diberikan untuk perusahaan adalah penerapan langkah-langkah kerja sebelum proses penjahitan, penyetelan mesin, dan penempatan QC pada bagian sewing di divisi sample.
URI: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/807
Appears in Collections:Produksi Garmen Dan Fashion Desain

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
BAB I.pdf173.7 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.