Please use this identifier to cite or link to this item:
http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/799
Title: | LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI PT WISKA CIKANCUNG |
Authors: | Sidik, Amirulloh |
Issue Date: | 2016 |
Abstract: | PT Wiska Cikancung merupakan perusahaan perajutan di Rancaekek. PT Wiska Cikancung berdiri pada tahun 1990, pada awal berdirinya perusahaan ini bernama PT Mitra Sejati Adiwara. Pada tahun 2010 tanggal 20 April PT Mitra Sejati Adiwara berganti nama menjadi PT Wiska Cikancung. Perusahaan ini berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas ( PT ) . Pada saat ini PT Wiska Cikancung memiliki luas area 80.000 m 2 dab digunakan untuk luas bangunan sebesar 36.691 m2 Struktur organisasi di PT Wiska Cikancung berbentuk sistem garis. Hubungan kewenangan garis adalah hubungan kewenangan antara atasan dan bawahannya, dimana seorang manajer garis mempunyai wewenang untuk memberi perintah atau penugasan kepada bawahannya dan bawahannya harus melaporkan pelaksanaan tugas tersebut kepada atasan yang bersangkutan. Pemodalan di PT Wiska Cikancung adalah Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) yang berasal dari modal dasar yang didapat dari Ir. Jamin Haryanto. Selain itu, perusahaan juga memperoleh pinjaman dari beberapa Bank untuk mengembangkan usaha. Hasil produksi PT Wiska Cikancung yaitu kain rajut lusi ( grey) , dimana seluruh kain tersebut akan dilakukan proses pencelupan, Finishing serta packing di PT Wiska Rancaekek. Jenis kain rajut yang diproduksi diantaranya vitrase, brukat, taplak meja, kalender, sofa cover, handuk, selimut, jala, saringan dan kelambu. Produksi kain rajut lusi di PT Wiska Cikancung mencapai 160.000 . Pada bulan Maret 2016 PT Wiska Cikancung memiliki karyawan sebanyak 356 orang, jumlah tersebut termasuk karyawan kontrak dan karyawan tetap. Jumlah karyawan tersebut setiap tahunnya berubah-ubah. Pada tinjauan khusus, penulis melakukan pengamatan terhadap terjadinya cacat benang putus pada proses produksi rajut. Metodologi yang digunakan adalah pendataan cacat benang putus dan pengamatan kondisi lapangan. Cacat benang putus disebabkan oleh kasarnya permukaan fall plate dan Separator sehingga ketika benang bergesekan dengan permukaan yang kasar maka lama kelamaan benang akan putus. |
URI: | http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/799 |
Appears in Collections: | Teknik Tekstil |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.