LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI PT DAYA MEKAR TEKSTINDO

Abstract

PT Daya Mekar Tekstindo merupakan perusahaan tekstil yang bergerak dibidang pencelupan, pencapan dan penyempurnaan. Perusahaan ini didirikan oleh Sulaeman Saputra pada tahun 1956 dengan status Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) dan berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas. PT Daya Mekar Tekstindo berlokasi di Jalan Raya Batujajar km 3,5 Desa Giri Asih, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, dengan luas area pabrik 60.600 m 2 dan luas tanah 111.353 m

2 . Struktur organisasi PT Daya Mekar Tekstindo berbentuk garis dengan pimpinan tertinggi berada ditangan direktur. Jumlah karyawan yang tercatat sampai bulan Februari 2015 sebanyak 190 orang yang terdiri dari 6,85% lulusan SD, 17,89% lulusan SMP, 62,63% lulusan SMA, 3,68% lulusan D1, 3,68% lulusan D3, 3,16% lulusan S1 dan 2,11% lulusan D4. Produk yang dihasilkan PT Daya Mekar Tekstindo berupa kain kapas dan kain campuran poliester-rayon ( 65%-35% ) dengan jumlah produksi pada bulan Februari 2015 sebanyak 558.042,53 m yang seluruhnya dipasarkan di dalam negeri. Sarana produksi di unit Pencelupan-Penyempurnaan dilengkapi dengan mesin-mesin seperti mesin singeing-desizing, scouring-bleaching, cold pad batch, rotary printing, jigger, scutcher, termosol, termofix, pad steam, calander, flashager, sanforize, dan lain-lain. Sarana penunjang produksi yang dimiliki PT Daya Mekar Tekstindo antara lain tenaga listrik dengan kapasitas 1100 KVA, steam boiler dengan kapasitas 2 ton/jam, pendingin udara, laboratorium, pergudangan serta instalasi pengolahan air proses dan limbah. Bagian tinjauan khusus membahas tentang upaya mengurangi cacat flex pada hasil pencelupan. Flex adalah bintik-bintik yang terdapat pada kain kapas dan campuran polyester-rayon hasil produksi yang merupakan penyebab cacat terbesar dengan persentase 2,13% dari 3,14% total jumlah cacat kain sebesar 15.139,75 m pada bulan Maret 20015. Faktor penyebab kemungkinan cacat flex adalah kebersihan padder dan chamber pada mesin thermosol, kondisi penyimpanan kain hasil proses persiapan penyempurnaan dan ketidaktelitian operator. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dilakukan pembersihan mesin secara baik dan berkala, penyimpanan bahan yang baik dan pemahaman mengenai instruksi kerja kepada tenaga kerja.