LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PT MAHAMERU CENTRATAMA SPINNING MILLS BANDUNG

Abstract

PT Mahameru Centratama Spinning Milss adalah suatu perusahaan berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas ( PT ) dan berstatus Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) yang bergerak dalam bidang tekstil. Perusahaan yang didirikan pada tanggal 2 November 1988 ini berlokasi di Jalan Cisirung Km. 2 Mohammad Toha, Desa Cangkuang Wetan, Kecamatan Dayeuh Kolot, Kabupaten Bandung, dengan area tanah seluas 151.746,975 m

2 dan bangunan seluas 95.994,5 m . Hingga tanggal 19 April 2015 perusahaan ini memiliki jumlah karyawan sebanyak 1.790 orang, dengan persentasi tingkat pendidikan SMA 52,96%, SMP 33,46%, SD 8,04%, D3 dan Sarjana 5,54%. Struktur organisasi berbentuk garis dan staf, dan kekuasaan tertinggi dipegang oleh Rapat Umum Pemegang Saham. Perusahaan ini memiliki 4 departemen produksi, yaitu Departemen Spinnning, Departemen Weaving, Departemen Twisting dan Departemen Dyeing and Finishing yang masing-masing bertugas untuk memproduksi dan mengontrol jalannya produksi dari bahan baku serat hingga menjadi kain tenun yang siap dipasarkan ke berbagai wilayah di Indonesia. Departemen Dyeing and Finishing memproses kain grey rayon, poliester, dan campurannya melalui beberapa proses yaitu persiapan, pencelupan dan penyempurnaan akhir. Hasil produksi utama perusahaan ini adalah kain tenun untuk bahan kemeja pria dan wanita. Jumlah seluruh kain produksi rata-rata kain lembaran yang dihasilkan adalah 3 juta meter kain tiap bulan. Sarana penunjang produksi yang dimiliki perusahaan ini terdiri dari gudang ( grey, obat, kain jadi, dan spare part ) , laboratorium, sumber energi listrik dari PLN yang berdaya 1.400 KVA, tenaga uap dari steam boiler menghasilkan uap sebesar 10.000 kg/jam dan ketel pemanas minyak sebesar 20.000 kkal/jam serta instalasi pengolahan air proses dan air limbah industri. Tinjauan khusus membahas tentang pengamatan pemeliharaan dan perbaikan mesin Jet Dyeing merk Hisaka. Mesin Jet Dyeing ini sering mengalami kerusakan pada bagian main pump, reel, dan transfer obat. Analisa faktor penyebab terjadinya kerusakan ini disebabkan oleh usia ekonomis mesin, mutu suku cadang yang kurang baik, faktor kesalahan operator, dan ketidaksesuaian prosedur perawatan yang dilakukan. Penyelesaian masalah tersebut dijadikan kesimpulan dan saran yang diharapkan dapat membantu perusahaan mengurangi frekuensi penggantian spare part pada kelompok mesin yang diamati tersebut.