Please use this identifier to cite or link to this item:
http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/718
Title: | LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI PT SHINKO TOYOBO GISTEX GARMENT |
Authors: | Whenny, Astuti |
Issue Date: | 2015 |
Abstract: | PT Shinko Toyobo Gistex Garment adalah perusahaan yang bergerak dibidang industri pakaian jadi. Perusahaan ini terletak di jalan Panyawungan KM.19 Desa Cileunyi Wetan Kabupaten Bandung dan berdiri sejak 5 Mei 1994 dengan akta notaris Liana Nugraha, SH. PT Shinko Toyobo Gistex Garmen memiliki luas tanah 17.057 m dan luas bangunan sebesar 10.514 m 2 yang terdiri STG 1 (woven division building) yang khusus memproduksi kemeja dengan kapasitas produksi 160.000 potong per bulan dan STG 2 (knitting division building) yang khusus memproduksi pakaian olahraga dan casual dengan kapasitas produksi 100.000 potong per bulan. Produk yang dihasilkan berupa kemeja, baseball uniform, polo shirt. PT Shinko Toyobo Gistex Garment berada dibawah UU Penanaman Modal Asing no. 1 Tahun 1967 dengan struktur penanaman modal asing yang 45% sahamnya milik Shinko Sangyo Company Limited, 30% milik Toyobo Company Limited, 20% milik PT Gistex Indonesia dan 5% milik Sakae Manufacturing Limited Company. PT Shinko Toyobo Gistex Garment adalah perusahaan yang berbadan hukum Perseroan Terbatas dimana kekuasan tertinggi dipegang oleh Presiden Direktur yang memimpin jalannya roda kegiatan perusahaan. Jumlah karyawan PT Shinko Toyobo Gistex Garment sampai bulan Mei 2015 sebanyak 662 orang. Sarana penunjang produksi PT Shinko Toyobo Gistex Garmen berupa sumber listrik dari PLN sebesar 850 kVA dan memiliki 23 mini boiler (ketel uap). Sarana penunjang lainnya adalah gudang kain, gudang barang jadi yang meliputi gudang aksesoris dan gudang mesin. Tinjauan khusus laporan ini membahas tentang cara menjaga mutu dari kualitas pakaian jadi yang menurun akibat masih banyak pakaian jadi cacat yang lolos dari pemeriksaan akhir proses di bagian quality control dan sampai ke buyer. Salah satu faktor yang menyebabkan lolosnya pakaian jadi cacat dari pemeriksaan adalah tidak seimbangnya jumlah produksi untuk satu nomor barang dengan jumlah sampling yang diperiksa. Saran yang diberikan adalah dengan mengubah metode yang digunakan oleh perusahaan menjadi metode Acceptable Quality Level. Hasil yang diharapkan dari penerapan metode ini adalah untuk mengurangi jumlah pakaian jadi cacat yang terkirim sampai ke buyer. |
URI: | http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/718 |
Appears in Collections: | Produksi Garmen Dan Fashion Desain |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.