Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/63
Title: “UPAYA UNTUK MENGURANGI REJECT PUCKERING PADA KEMEJA ANAK MODEL PRIMA 7 DENGAN MENERAPKAN PENGENDALIAN MUTU
Authors: Noneng, Novianti
Issue Date: 2014
Abstract: Pengamatan praktek kerja lapangan pada awal bulan Maret 2014 menemukan reject puckering (kerut jahitan) pada kemeja anak model Prima 7 di bagian QC (Quality Control) akhir. Reject puckering tersebut terdapat pada bagian kelim bawah kemeja anak model Prima 7 dengan jumlah yang ditemukan melebihi allowance. Allowance reject tersebut adalah 2%, hal ini menjadi hambatan untuk proses selanjutnya karena dengan adanya puckering maka perlu dilakukannya perbaikan. Perbaikan jahitan yang dilakukan terhadap puckering sampai dapat dinyatakan sesuai dengan standar yang ditentukan oleh buyer membutuhkan penambahan waktu produksi dan menyebabkan penundaan pengiriman serta dapat menyebabkan keterlambatan pengiriman. Upaya untuk mengurangi puckering pada kemeja anak model Prima 7 bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap reject puckering. Penyebab permasalahan reject puckering dapat diketahui dari 2 faktor yaitu faktor manusia dan faktor metoda. Pada faktor manusia yaitu kurangnya pemahaman operator tentang produk yang harus dihasilkan. Pada faktor metoda yaitu tidak dilakukannya penerapan pengendalian mutu pada proses jahit kelim bawah kemeja anak model Prima 7. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya reject puckering yaitu dengan menggunakan alat pengendalian mutu terpadu yaitu formulir pengumpulan data, brainstorming, diagram fishbone (tulang ikan), rencana tindakan dan peta kontrol. Alat pengendali mutu terpadu ini membantu menerapkan pengendalian mutu sehingga upaya perbaikan yang dilakukan menjadi mudah dan terarah. Berdasarkan data hasil persentase puckering pada kemeja anak model Prima 7 sebelum dan setelah dilakukannya pengendalian mutu yaitu dari 8% menjadi 2%. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan pengendalian mutu pada perbaikan faktor manusia dan faktor metoda dengan menerapkan pengendalian mutu menggunakan alat pengendalian mutu terpadu berpengaruh terhadap adanya perubahan perbaikan sebesar 6%. Penggunaan alat kendali tersebut memudahkan dan mengarahkan tugas sehingga tindakan yang dilakukan untuk perbaikan dilaksanakan dengan tepat dan terkontrol menggunakan peta kontrol. Perbaikan dengan hasil perubahan 6% ini masih meninggalkan reject puckering sebesar 2%. Perbaikan yang dilakukan dapat dilakukan kembali sehingga tidak meninggalkan reject puckering
URI: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/63
Appears in Collections:Produksi Garmen Dan Fashion Desain

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
BAB I.pdf359.77 kBAdobe PDFView/Open
BAB II.pdf218.71 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.