Please use this identifier to cite or link to this item:
http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/621
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.author | Wiwiet | - |
dc.date.accessioned | 2022-12-27T08:20:30Z | - |
dc.date.available | 2022-12-27T08:20:30Z | - |
dc.date.issued | 2014 | - |
dc.identifier.uri | http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/621 | - |
dc.description.abstract | PT. Natatex Prima Rancaekek merupakan perusahaan tekstil yang didirikan pada tanggal tanggal 9 Oktober 1989 dengan modal berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) dengan dana milik pribadi dari Bapak Sukun Natawidjaya. Perusahaan ini berlokasi di Jalan Raya Rancaekek km 26,5, Desa Pakuwon, Kecamatan Cimanggung Kabupaten DT. II Sumedang, Propinsi Jawa Barat di atas lahan seluas 50.000m 2 dengan luas bangunan 24.500 m 2 dan lahan kosong seluas 25.500 m yang digunakan sebagai lahan hijau, aspal, dan drainase. Struktur organisasinya berbentuk garis dan staff dengan kekuasaan teringgi dipegang oleh Direksi. Jumlah karyawan sampai dengan bulan Maret 2014 sebanyak 680 orang yang terdiri dari 35% laki-laki dan 65% perempuan dari berbagai tingkat pendidikan. PT. Natatex Prima Rancaekek terdiri dari dua unit produksi yaitu spinning dan dyeingfinishing. Produk yang dihasilkan berupa benang, kain rajut grey yang diberi oleh konsumen, dan kain hasil pencelupan dari serat kapas dan poliester-kapas. Jumlah produksi bulan Maret 2014 untuk benang kapas dan benang poliester sebesar 435 ton, kain rajut grey 1.080 ton, dan kain hasil pencelupan 900 ton. Penjualan untuk benang ke luar negeri sebesar 80% dengan negara tujuan produksi pada umumnya: Australia, Amerika, Malaysia, Jepang, dan Negara-negara Timur Tengah. Pemasaran dalam negeri sebesar 20% difokuskan untuk kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan sekitar Jawa Tengah. Proses produksi di Departemen Dyeing PT. Natatex Prima menggunakan sistem makloon atau berdasarkan pesanan yang masuk ke Bagian Pemasaran. Mesin yang dimiliki diantaranya inspecting, merserisasi, jet flow vertikal, jet flow horizontal, jet dyeing, scutcher, less tension dryer, kalander, heat setting, dan cylinder dryer. PT. Natatex Prima dilengkapi dengan sarana penunjang yang terdiri instalasi listrik yang berasal dari PLN dan tenaga generator dengan daya 3.000 kVA, tenaga uap dengan kapasitas 15 ton uap/jam ( berbahan bakar batu bara) dan 1.000.000 kkal/kg ( berbahan bakar solar ) , pendingin ruangan ( AC ) , laboratorium, pergudangan, pengolahan air proses dari sumur artesis dengan kapasitas 600 m 3 per hari, sisanya dari air sungai, serta pengolahan air limbah ( secara fisika dan kimia) dengan kapasitas sebesar 4-5 ton/ hari yang telah memenuhi standar baku mutu berdasarkan SK Gubenur Jawa Barat No 6 tahun 1999. Pada tinjauan khusus akan dibahas mengenai penyebab kegagalan belang hasil pencelupan pada kain rajut kapas di Departemen Dyeing PT. Natatex Prima. Berdasarkan hasil pengamatan dan data yang diperoleh pada bulan Maret 2014, terdapat cacat sebanyak 4,37%, diketahui jenis cacat yang terjadi seperti belang, bercak oli, pegangan kurang, lebar dan gramasi tidak sesuai, bercak putih dan kemerahan. Kegagalan belang pencelupan dengan zat warna belerang menduduki persentasi terbesar mencapai 26,87% dari total jumlah produk yang gagal. Hal ini disebabkan dari penyimpanan natrium sulfida ( Na 2 S ) yang kurang tepat, kondisi suhu dan waktu overflow ( pendinginan) , mesin yang macet, dan tidak memperhatikan SOP ( Standar Operating Procedure ) proses pencelupan yang telah dibuat. Penanggulangannya antara lain dengan cara menyimpan zat-zat pencelupan terutama yang mudah teroksidasi dengan udara dan sinar matahari seperti Na 2 S di tempat yang tertutup, adanya SOP mengenai ciri-ciri fisik Na 2 S yang masih baik, adanya proses pendinginan setelah pencelupan yang dilakukan secara perlahan selama 20 menit dari suhu pencelupan 90 0 C ke suhu 80 0 C, pendinginan kain dapat dilakukan dengan cooling system, dan sebelum dilakukan proses produksi dilakukan pengecekan keadaan mesin baik nozzle maupun jumlah kain harus sesuai dengan kapasitas mesin. Selain itu, perlu adanya pengontrolan yang ketat untuk jadwal perawatan dan pemeliharaan mesin agar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.title | LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN Di PT. NATATEX PRIMA RANCAEKEK | en_US |
dc.type | Other | en_US |
Appears in Collections: | Kimia Tekstil |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.