LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI PT. WORLD YAMATEX SPINNING MILLS

Abstract

PT World Yamatex Spinning Mills merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri tekstil, dan merupakan perusahaan swasta nasional yang berstatus Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang didirikan berdasarkan akte pendirian Notaris yang bernama Nyonya Herlian Simampau, SH dengan No. 29 pada tanggal 14 Juli 1978. Berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas (PT), dan sepenuhnya berada di dalam lingkungan Gunatex Jaya Group Pekalongan. Perusahaan ini terletak di Jalan Padasuka No. 47 A Kota Bandung, didirikan di atas areal tanah seluas 16.575 m 2 dan dari luas tanah tersebut digunakan 15.364 m untuk bangunan. Perusahaan tersebut memiliki struktur organisasi yang berbentuk garis dan staf. Dipimpin oleh Direktur Utama yang juga berperan sebagai pemegang saham. Jumlah keseluruhan tenaga kerja PT World Yamatex Spinning Mills yang tercatat hingga bulan April 2013 berjumlah 428 orang yang terdiri dari 208 pria dan 220 wanita. Jenis benang kapas yang diproduksi adalah benang sisir (Combed Yarn), dengan bahan baku kapas yang terbagi dalam dua jenis kapas, yaitu kapas Upland dan kapas Pima. Kapasitas mesin unit pemintalan ini berjumlah 30.240 mata pintal, dengan jumlah produksi yang dihasilkan sampai pada bulan April 2013 adalah sebesar 318,190 kg/bulan. Sistem produksi di PT World Yamatex Spinning Mills yaitu berdasarkan Job Order (pesanan), hasil produksi perusahaan ini sekitar 60 %-70 % diekspor ke manca Negara antara lain ke negara Hongkong, Jepang, Singapura, Malaysia, dan Australia, sedangkan pemasaran lokal dijual kepada pelanggan yang tetap. Pada tinjauan khusus, dilakukan pengamatan terhadap cacat belang cincin pada gulungan benang hasil dari proses Winding. Terjadinya cacat belang cincin mengakibatkan menurunnya kualitas produk. Hal tersebut mengakibatkan pihak perusahaan mendapatkan keluhan dari pelanggannya, penulis akan mencoba mencari sebab terjadinya cacat gulungan tersebut dengan mencari sumber permasalahan yang mengakibatkan terjadinya cacat tersebut.