Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/558
Title: LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI PT GRANDTEX
Authors: M, Arif Firmansyah
Issue Date: 2014
Abstract: PT GRANDTEX didirikan pada tahun 1971 dibawah Notaris Marial Lina Ilyas yang berkedudukan di Jakarta. PT GRANDTEX pada waktu itu bergerak bidang usaha pertenunan.Untuk mengembangkan perusahaan, PTGRANDTEX mendirikan PT South Grand Textile Mills tepatnya pada tahun 1974 yang bergerak didalam bidang pemintalan. PT GRANDTEX merupakan perusahan gabungan dua badan hokum antara PT GRANDTEX dan PT South Grand Textile Mills. Penggabungan kedua perusahaan ini tepatnya dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 1995.PT GRANDTEX memilikiluas area 280.000,00 m 2 lahantersebut ditempati bangunan dan jalan seluas 83.263 m 2 PT GRANDTEX mempunyai struktur organisasi dengan bentuk garis dan staf. Suatu kerangka organisasi yang merupakan garis tugas, wewenang dan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh segenap unsur organisasi itu sendiri dalam rangka mencapai suatu tujuan perusahaan. PT GRANDTEX menggunakan modal patungan antara pengusaha Indonesia dengan pengusaha Hongkong pada awal pendiriannya. Setelah mengalami beberapa perubahan diantaranya status kepemilikan, maka status permodalannya didukung oleh Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) . Produksi utama PT GRANDTEX adalah kain denim dan sebagian kecil benang kapas 100% dan benang blended. Departemen pemintalan memiliki 20.000 spindel dengan kapasitas 508 ton ( 2.800 bale ) /bulan. Sedangkan Departemen Pertenunan memiliki 138 buahmesin weaving double width SULZER dengan kapasitas 2.200.000 yard/bulan dan 35 buah mesin PICANOL GTM-A dengan kapasitas 400.000 yard/bulan. Jumlah tenaga kerja keseluruhan di PT GRANDTEX sampai tanggal 30 April 2013 adalah 1042 orang. Jumlah tersebut termasuk didalamnya karyawan training, kontrak, dan karyawan tetap. Jumlah karyawan ini setiap tahun berubah-ubah. Pemeliharaan mesin sangat erat kaitannya dengan pengadaan suku cadang mesin/spare part. Kurangnya pengadaan spare part menyebabkan perbaikan dilakukan dengan apa adanya. Selain spare part, proses perawatan dan perbaikan yang tidak maksimal akan membuat hasil produksi menjadi kurang baik. Dari hasil yang diperoleh pada bulan April 2013 dapat dilihat adanya masalah cacat gulungan kain melipat terjadi akibat pemeliharaan mesin yang tidak maksimal.
URI: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/558
Appears in Collections:Teknik Tekstil

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
BAB I.pdf664.49 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.