Please use this identifier to cite or link to this item:
http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/54
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.author | Fajri | - |
dc.date.accessioned | 2022-11-05T05:40:48Z | - |
dc.date.available | 2022-11-05T05:40:48Z | - |
dc.date.issued | 2014 | - |
dc.identifier.uri | http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/54 | - |
dc.description.abstract | PT Trigoldenstar Wisesa menerapkan pengendalian mutu didalam sewing yang terbagi menjadi 2 yaitu QC Inline dan QC endline serta PT Trigoldenstar Wisesa menerapkan metoda ISQ(In Station Quality) sebagai suatu kebijakan yang ditetapkan oleh Departemen Quality Assurance untuk mengendalikan kualitas pakaian jadi selama proses penjahitan berlangsung. Pada prinsipnya, ISQ menjadikan operator di lini penjahitan berperan sebagai “Quality Control” terhadap hasil pekerjaannya masing-masing. PT Trigoldenstar juga menerapkan proses Pre Final yang merupakan inspeksi sebelum final inspection yang dilakukan untuk mengetahui kualitas saat produksi. Final inspection, final Inspection merupakan permintaan dari buyer, proses ini merupakan pemeriksaan akhir produk, PT Trigoldenstar Wisesa melakukan final inspection oleh perusahaan untuk order Nike sedangkan untuk order yang lainnya final inspection dilakukan oleh buyer, Perusahaan akan melakukan final inspection jika produk Nike minimum mencapai 80%. Final inspection dilakukan secara acak sesuai dengan AQL yang ditentukan oleh buyer, hal ini untuk memutuskan produk dapat dikirim atau memerlukan perbaikan ulang. Pada Tanggal 10-14 Maret terdapat Jumlah produk cacat yang tidak mencapai standar buyer Nike, Dugaan timbulnya masalah persentase produk cacat yang tidak sesuai standar adalah metoda pre final yang kurang efektif dengan standar AQL 1.0. Pemeriksaan pre final dilakukan hanya sekali jika produk telah mencapai 30% dari total pesanan. Pre final hanya akan mengawasi produk sebanyak 30% pertama, sedangkan produk selanjutnya akan terabaikan. Hal ini yang menimbulkan jumlah produk cacat yang cukup tinggi. Tahapan yang dilakukan adalah dengan merubah metoda pre final dengan Metoda 2 hourly endlline Inspection. 2 hourly Endline Inspection merupakan metoda Inspection yang dilakukan secara berkala setiap 2 jam di endline sampai jam akhir, produk yang akan dilakukan inspeksi sebanyak output line yang dihasilkan selama 2 jam dengan acuan Table military standar 105e AQL 1.0 atau sesuai standar dari buyer. Hasil setelah dilakukannya penerapan 2 hourly endline inspection adalah turunnya jumlah produk cacat Jaket Nike , yang semula adalah sebanyak 23 pcs dari 337 pcs atau 6.81% produk cacat, setelah dilakukan penerapan menjadi 7 pcs dari 430 pcs atau 1.61% produk cacat. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.title | PERUBAHAN METODA PRE FINAL DENGAN PENERAPAN 2 HOURLY ENDLINE INSPECTION GUNA MENGURANGI PRODUK CACAT DI SEWING LINE 60 ORDER JAKET NIKE | en_US |
dc.type | Other | en_US |
Appears in Collections: | Produksi Garmen Dan Fashion Desain |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
BAB I.pdf | 3.68 MB | Adobe PDF | View/Open | |
BAB II.pdf | 3.68 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.