Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/49
Title: UPAYA MENGURANGI PERSENTASE DEFECT DENGAN MENERAPKAN KEMBALI SISTEM 3M PADA ORDER DRESS STYLE DF 01933N DI SEWING LINE 2
Authors: Dedi, Sandiono
Issue Date: 2014
Abstract: PT. Buma Apparel Industry merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pakaian jadi (garmen). Perusahaan ini memiliki standar pada kualitas produk yang dihasilkan di setiap prosesnya. Suatu proses yang dapat memberikan hasil kualitas produk yang bagus merupakan keinginan dari setiap perusahaan. Perusahaan melakukan berbagai upaya agar produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang bagus. Untuk itu perusahaan mempunya sistem 3M. 3M adalah suatu sistem self inspection/checking oleh diri sendiri yang diterapkan oleh perusahaan dimana harus dilakukan oleh setiap operator. 3M yang berarti menerima, membuat, dan memberi hanya produk yang bagus. Namun pada kenyataannya sistem tersebut sering diabaikan karena harus mencapai target produksi. Pada proses pengamatan yang dilakukan di sewing line 2 memiliki target yang tidak tercapai. Penyebab target tidak tercapai yaitu output produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi dan melebihi standar persentase defect yang diberikan perusahaan sehingga defect tersebut banyak yang harus diperbaiki. Standar persentase defect yang ditetapkan perusahaan yaitu 5%. Solusi yang dilakukan untuk mengurangi persentase defect yaitu dengan menerapkan kembali sistem 3M. Penerapan kembali sistem 3M membuktikan bahwa persentase defect menurun. Persentase defect sebelum dilakukan perbaikan berkisar antara 6% hingga 7% menjadi 3% hingga 4,22% setelah dilakukan perbaikan. Penurunan persentase defect dilakukan secara bertahap. Target tidak diharapkan langsung berkurang drastis tetapi kondisi penurunan yang bertahap dan berkelanjutan adalah yang diharapkan. Semakin sedikit barang yang reject dari QC End Line berarti operator telah menyadari pentingnya menghasilkan produk yang berkualitas. Hasil rata-rata harian persentase defect menunjukkan adanya penurunan persentase defect. Namun penurunan tersebut terbilang masih belum cukup karena masih banyak defect yang ditemukan. Tuntutan untuk langsung mencapai persentase defect serendah mungkin memang sulit, karena pembiasaan pada operator untuk menerapkan sistem 3M masih belum dijadikan kebiasaan. Sulitnya merubah kebiasaan operator untuk melakukan sistem 3M dalam bekerja. Operator masih banyak yang berpikir untuk secepatnya menyelesaikan jahitan dan memenuhi target tanpa memerhatikan kualitas hasil jahitannya. Maka dari itu supervisor harus selalu mengingatkan tentang sistem 3M.
URI: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/49
Appears in Collections:Produksi Garmen Dan Fashion Desain

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
BAB I.pdf162.96 kBAdobe PDFView/Open
BAB II.pdf229.36 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.