PENGARUH ZAT PEMASAK (ANIONIK MODIFIKASI) DAN ZAT PELUNAK AIR PADA PROSES PEMASAKAN DAN PENGELANTANGAN SECARA SIMULTAN PADA KAIN HANDUK PUTIH KAPAS-POLIESTER (80% - 20%) TERHADAP DAYA SERAP DAN DERAJAT PUTIH KAIN HANDUK

Abstract

PT Wiska memproduksi kain handuk berbahan dasar kapas–poliester (80% - 20%), kain handuk yang diproduksi adalah kain handuk warna dan kain handuk putih, kain handuk putih melewati proses persiapan penyempurnaan yang meliputi pemasakan dan pengelantangan secara simultan dilanjutkan proses pemutihan optik. Proses tersebut menggunakan zat pemasak (Scour 338) yang mengandung surfaktan anionik modifikasi, alkali, dan zat chellating atau zat anti sadah. Zat tersebut memiliki fungsi untuk menghilangkan kotoran pada kain dan mengurangi kesadahan air. Namun resep pada proses pemasakan dan pengelantangan secara simultan di PT Wiska ditambahkan zat anti sadah (Chellat 99), tetapi air proses yang digunakan sudah memenuhi standar yaitu memiliki kesadahan air kurang dari 3

DH. Berdasarkan penjelasan diatas, perlu dilakukan percobaan untuk mengetahui pengaruh zat Scour 338 tanpa penggunaan zat anti sadah. Hasil percobaan dibandingkan dengan resep standar perusahaan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi optimum proses penggunaan zat Scour 338 pada proses pemasakan dan pengelantangan kain handuk.setelah melewati proses pemasakan pengelantangan simultan kemudian dilanjutkan dengan proses pemutihan optik. Hasil percobaan menunjukan bahwa penggunaan zat anti sadah tidak mempengaruhi hasil daya serap dan derajat putih, pada penggunaan zat Scour 338 dengan konsentrasi 6 g/l tanpa penambahan zat anti sadah, didapat hasil nilai pengujian daya serap untuk kapasitas serapnya 695,02%, waktu serap 1,4 detik, dan untuk hasil nilai derajat putih sebesar 91,62. Proses pemasakan dan pengelantangan secara simultan yang dilanjutkan dengan proses pemutih optik dapat meningkatkan derajat putih kain dengan hasil nilai sebesar 95,30.