Please use this identifier to cite or link to this item:
http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1689| Title: | PENYEMPURNAAN ANTIBAKTERI PADA KAIN JUTE SEBAGAI BAHAN PENGEMAS KOMODITI PERTANIAN DENGAN EKSTRAK DAUN SIRIH MENGGUNAKAN METODE PERENDAMAN DENGAN BANTUAN PLASMA |
| Authors: | Intan, Dwi Yuliasari |
| Keywords: | Kain Jute, Kemasan makanan, Antibakteri, Ekstrak Sirih Hijau, Plasma Pijar korona |
| Issue Date: | 2021 |
| Abstract: | Beberapa tahun terakhir fokus dan minat penelitian mengenai pengembangan bahan kemasan pada bahan pangan meningkat pesat. Hal ini terjadi karena bahan pangan dinilai memiliki sensitivitas yang tinggi tehadap bakteri kontaminan pangan sehingga menyebabkan penurunan kualitas pada bahan pangan dan juga berbahaya bagi manusia. Konsumen umumnya lebih memilih makanan yang memiliki nilai gizi baik, terbebas dari mikroba, dan memiliki umur simpan yang lama. Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa, FAO, menunjukkan data statistik sekitar sepertiga dari makanan yang diproduksi rusak dan terbuang setiap tahun karena umur simpan yang tidak lama sehingga mudah kadaluwarsa, berikut pembusukan akibat adanya aktivitas mikroba yang mengontaminasi pangan. Data statistik juga menunjukkan sekitar 40-50% buah dan sayuran, 35% ikan, 30% sereal, serta 20% produk susu dan daging rusak sehingga dibuang setiap tahun, penyebab utamanya adalah adanya bakteri dan jamur. Kontaminasi yang disebabkan oleh mikroorganisme menjadi perhatian khusus di berbagai bidang di antaranya: peralatan medis, produk kesehatan, sistem pemurnian air, rumah sakit, peralatan dokter gigi, pengemasan dan penyimpanan makanan. Pengemasan dan penyimpanan makanan menjadi hal yang sangat diperhatikan di industri makanan. Data statistik menunjukkan bahwa selama proses penyimpanan dan distribusi produk makanan mengalami banyak perubahan fisik, kimia, dan mikroba yang dapat menyebabkan pembusukan makanan. Berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan konsumen, permintaan akan pengemas makanan yang memiliki fungsionalitas tertentu seperti perlindungan terhadap mikroorganisme meningkat. Berdasarkan paparan tersebut penelitian ini bertujuan melakukan studi mengenai inovasi pada kemasan makanan dengan menggunakan kain tekstil yang dilapisi antimikroba agar dapat menghindari kontaminasi dari bakteri patogen pangan, meningkatkan masa simpan dan mempertahankan kesegaran lebih lama. Bahan alternatif yang digunakan sebagai kemasan makanan antimikroba adalah bahan organik dari kain jute, sementara zat antimikroba pada penelitian ini menggunakan zat antimikroba dari ekstrak daun sirih hijau atau (piper bettle leaf). Untuk teknik penyempurnaan antibakteri pada kain menggunakan metode penyempurnaan antibakteri dengan cara perendaman (immersing) dengan bantuan pre-treatment plasma. Untuk mencari waktu paling optimum pemaparan plasma digunakan beberapa kali waktu pengujian yaitu selama. 0, 2, 3, 4 (menit). Hasil pengujian di karakterisasi dengan melihat sifat lengket (adhesive) dan daya serap kain jute yang diberi perlakuan plasma dengan waktu yang berbeda melalui uji SEM, uji wettability, uji FTIR dan uji sudut kontak. Untuk metode perendaman menggunakan konsentrasi larutan pada kadar 40% dengan vlot 1:15. Hasil menunjukkan pengujian pre-treatment kain jute dengan perlakuan plasma menggunakan variasi waktu dengan tegangan listrik keluaran konstan (30 kV) dengan menggunakan plasma pijar corona multi titik menunjukkan hasil pemaparan paling optimum pada pemaparan plasma selama 4 menit. Pada hasil pengujian dengan metode Kirby Baurer juga menunjukkan hasil paling optimum pada kain yang dipapari plasma selama 4 menit. Hal ini kemudian dijadikan dasar untuk pembuatan prototype kain yang akan dijadikan sebagai pembungkus bahan pangan. Berdasarkan hasil performa kain jute hasil performa kain jute yang dilapisi antibakteri dalam bidang kemasan untuk produk pangan di uji dengan cara pengamatan sampel cabai yang dikemas menggunakan kain jute. Kemudian diamati nilai susut bobot selama tiga kali yaitu pada hari ke (0), (3), dan (6) lalu juga diamati pula mengenai perubahan warna dari setiap sampel kemudian dilakukan validasi pengujian dengan form uji organoleptic yang dilakukan oleh 15 panelis terlatih hasil menunjukkan performa terbaik pada kain yang diberi perlakuan pre-treatment plasma selama 4 menit dan perendaman menunjukkan adanya linieritas antara nilai susut bobot, ketahanan warna, tekstur cabai, dan preferensi paling baik dibandingkan dengan sampel kain dengan perendaman saja maupun kain blanko. Selain itu pada hari ke 6 untuk kain blanko mulai muncul adanya jamur yang terlihat secara kasat mata sedangkan untuk kain yang dilapisi antimikroba tidak menunjukkan adanya kenampakan secara langsung adanya bakteri atau jamur. |
| URI: | http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1689 |
| Appears in Collections: | Magister Rekayasa Tekstil Dan Apparel |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| Abstrak.pdf | 3.55 MB | Adobe PDF | View/Open | |
| BAB I.pdf | 2.92 MB | Adobe PDF | View/Open | |
| Daftar Isi.pdf | 3.37 MB | Adobe PDF | View/Open | |
| Daftar Pustaka.pdf | 2.92 MB | Adobe PDF | View/Open | |
| Lampiran.pdf | 2.93 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.