Please use this identifier to cite or link to this item:
http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1557
Title: | UPAYA MENGURANGI PERSENTASE DEFECT DAN REWORK DENGAN MENERAPKAN METODE 3M DI KONFEKSI THIRD STUDIOS |
Authors: | Rahmad, Wahid Fuady |
Issue Date: | 2024 |
Abstract: | Konfeksi Third Studios merupakan perusahaan yang bergerak di bidang garmen atau pakaian jadi, berlokasi di Jl. Sari Indah Raya No.34, Babakan Sari, Kec. Kiaracondong, Kota Bandung, Jawa Barat 40283. Konfeksi Third studios sangat mengedepankan kualitas produk yang dihasilkan dan memiliki standar pada kualitas produk yang dihasilkan di setiap prosesnya. Suatu proses yang dapat memberikan hasil kualitas produk yang bagus merupakan keinginan dari setiap perusahaan . Proses produksi di konfeksi Third Studios di bagian sewing line 1 produk celana jeans merk Cross Beer pada style Denim Basic M123-010 dengan total quantity 1.426 pcs, ditemukan beberapa cacat di meja finishing yaitu Jahitan loncat, jahitan putus, benang menggumpal, dan cacat bahan. Pada cacat tersebut melebihi standar perusahaan yaitu sebesar 6% (Data Bagian QC Finishing, 2024). Persentase cacat yang ditemukan di meja finishing yaitu 7-8%. Dalam mengatasi permasalahan tersebut perlu adanya perbaikan untuk mengurangi persentase cacat pada style Denim Basic M123-010. Salah satu metode pengendalian mutu yang digunakan yaitu Sistem 3M (Menerima, Membuat, dan Memberi hasil yang bagus) . 3M ( Menerima, Membuat, dan Memberi hanya yang bagus) adalah suatu sistem self inspection/checking oleh diri sendiri yang diterapkan oleh perusahaan dimana harus dilakukan oleh setiap operator. 3M yang berarti menerima, membuat, dan memberi hanya produk yang bagus. Namun pada kenyataannya sistem tersebut sering diabaikan karena harus mencapai target produksi. Penerapan 3M (Menerima, Membuat, dan Memberi hanya yang bagus) menunjukkan penurunan persentase defect. Persentase defect sebelum dilakukan perbaikan sekitar 7 sampai 8% menjadi 6 sampai 5 %. Hasil rata-rata harian persentase defect menunjukkan adanya penurunan persentase defect. Untuk mengurangi persentase defect di koveksi ini menggunakan sistem 3M memang terbilang cukup sulit, hal ini dikarenakan budaya 3M pada operator masih belum terbiasa. Sulitnya mengubah kebiasaan operator dalam melakukan sistem 3M dalam bekerja karena banyak Operator yang masih berpikir bagaimana secepatnya menyelesaikan jahitan dan memenuhi target tanpa memperhatikan kualitas hasil jahitannya. Maka dari itu pengawas harus selalu mengingatkan tentang sistem 3M. |
URI: | http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1557 |
Appears in Collections: | Produksi Garmen Dan Fashion Desain |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
BAB I.pdf | 323.46 kB | Adobe PDF | View/Open | |
Daftar Isi.pdf | 261.89 kB | Adobe PDF | View/Open | |
Daftar Pustaka.pdf | 288.25 kB | Adobe PDF | View/Open | |
Intisari.pdf | 251.53 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.