Please use this identifier to cite or link to this item:
http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1547
Title: | UPCYCLING LIMBAH PAKAIAN DENIM MENJADI APRON MULTIFUNGSI |
Authors: | Muhammad, Ramadhani |
Issue Date: | 2024 |
Abstract: | Pakaian yang digunakan oleh manusia memiliki masa dan batas pemakaian. Penyebab pakaian tidak digunakan lagi antara lain karena pakaian tersebut sudah tidak cukup digunakan, rusak, atau sudah memiliki pengganti dari pakaian tersebut. Fast fashion merupakan istilah yang digunakan oleh industri tekstil yang mempunyai mode fashion yang silih berganti dalam waktu yang singkat. Terdapat 63,46% warga indonesia yang lebih suka membeli produk fast fashion karena mudah dan fashionable. Penumpukan pakaian lama yang sudah tidak terpakai menyebabkan terjadinya penambahan limbah tekstil yang berasal dari pemakaian pribadi. Kain menyumbang sebanyak 2,5% dari jumlah total volume sampah berdasarkan data dari Sistem Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN). Walaupun jumlahnya relatif sedikit namun diperkirakan akan semakin meningkatnya angka sampah pakaian. Indonesia menghasikan 2,3 juta ton limbah pakaian atau setara dengan 12% dari limbah rumah tangga. GT-NEXUS mengutarakan hasi survey sebanyak 2,7 juta meter kain denim cukup untuk membungkus bumi sebanyak 67 kali. Sebanyak 1 miliar lebih kain denim terjual setiap tahun, dengan presentase konsumsi di indonesia sebanyak 31% dan menjadi salah satu negara terbesar yang mengekspor celana jeans wanita. Salah satu cara yang dapat diakukan untuk mengurangi limbah kain yaitu dengan upcycling, cara ini berarti mendaur ulang suatu masa, pemrosesan kembali bahan yang pernah dipakai untuk mendapatkan produk baru. Pelaksanaan upcycling dalam rangka mengurangi limbah pakaian denim menjadi suatu produk yang berguna dan memiliki fungsi fashion. Produk yang berkaitan dengan fenomena semakin pesat bermunculan coffee shop, semakin banyak juga pekerjaan barista dalam fenomena tersebut. Produk yang dapat digunakan sebagai pelindung saat bekerja dan dapat digunakan sebagai aksesoris fashion yaitu apron. Apron yang terbuat dari limbah pakaian denim dibuat berdasarkan pengamatan dan wawancara terhadap pihak yang berkaitan dengan fenomena yang terjadi. Proses Pembuatan apron multifungsi dengan memanfaatkan limbah pakaian denim harus melalui beberapa tahapan. Dimulai dari proses perencanaan, permbuatan pola, hingga penjahitan dan menghasilkan suatu produk. Inspirasi gaya dari pembuatan apron ini diambil dari tren urban style yang mengimplementasikan kebiasaan dan kesibukan kota bandung. Modifikasi pada aksesoris dan komponen apron dibuat agar apron terebut memiliki berbagai fungsi dan dapat digunakan selain menjadi pelindung tetapi dapat digunakan juga sebagai aksesoris fashion. Penjahitan komponen-komponen apron dilakukan saat material utama di potong sesuai dengan pola yang dibuat, Setelah proses penjahitan selesai dilakukan proses uji kelayakan produk kepada narasumber. Apron multifungsi yang dibuat dengan cara upcycling limbah denim dapat digunakan oleh barista saat melakukan pekerjaan sehari-hari. Berdasarkan uji kelayakan yang dilakukan, barista yang mencoba produk kemudian mengisi kuisioner yang sudah disediakan. Ketertarikan dan kepuasan dari produk yang dibuat diharapkan dapat mengurangi limbah pakaian denim yang berasal dari pemakaian pribadi dan menjadi tren yang positif bagi pengguna dan lingkungan. |
URI: | http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1547 |
Appears in Collections: | Produksi Garmen Dan Fashion Desain |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
BAB I.pdf | 309.97 kB | Adobe PDF | View/Open | |
Daftar Isi.pdf | 868.76 kB | Adobe PDF | View/Open | |
Daftar Pustaka.pdf | 245.08 kB | Adobe PDF | View/Open | |
Intisari.pdf | 243.86 kB | Adobe PDF | View/Open | |
Lampiran.pdf | 365.14 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.