Please use this identifier to cite or link to this item:
http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1485
Title: | PENGARUH ZAT WARNA DAN WAKTU PROSES TERHADAP DAYA KERJA ENZIM SELULASE TIPE NETRAL PADA PROSES BIOPOLISHING KAIN KAPAS RAJUT SATU LARUTAN DUA TAHAP DAN DUA LARUTAN DUA TAHAP |
Authors: | Nabila, Azzahra |
Issue Date: | 2024 |
Abstract: | Proses biopolishing adalah proses penyempurnaan menggunakan enzim selulase pada kain kapas dengan mengontrol hidrolisa serat untuk memodifikasi permukaan kain. Tujuan dari proses biopolishing yaitu penghilangan bulu-bulu serat yang menonjol keluar pada permukan kain melalui pemutusan ikatan 1,4 β- glukosida pada rantai molekul selulosa oleh selulase. Proses biopolishing bisa dilakukan sebelum proses pencelupan, setelah proses pencelupan ataupun dilakukan secara bersamaan dengan pencelupan untuk menghemat waktu keseluruhan proses. Proses biopolishing-pencelupan dilakukan secara simultan, harus diperhatikan zat warna dan zat tambahan lainnya yang kemungkinan dapat mempengaruhi daya kerja enzim selulase. Percobaan ini dilakukan proses biopolishing satu larutan dua tahap dan dua larutan dua tahap. Proses biopolishing satu larutan dua taha dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara pemberian zat warna di awal atau pemberian zat warna di akhir. Untuk proses biopolishing dua larutan dua tahap dilakukan proses biopolishing sebelum pencelupan atau setelah pencelupan. Proses biopolishing dengan waktu proses biopolishing 20 menit, 40 menit, dan 60 menit. lalu untuk konsentrasi zat warna pada proses pencelupan yaitu 1% dan 2%. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian persentase pengurangan berat, pengujian kekuatan jebol, pengujian pilling kain, pengujiaan ketuaan warna, dan pengujian tahan luntur warna terhadap gosokan. Berdasarkan hasil pengujian menunjukan bahwa semakin lama waktu proses biopolishing maka menghasilkan presentase pengurangan berat semakin tinggi, menghasilkan sedikit pembentukkan pill, kekuatan jebol semakin rendah, untuk ketuaan warna pada proses sebelum pencelupan ketuaan warna semakin tinggi, untuk proses setelah pencelupan semakin menurun ketuaan warnanya, proses biopolishing satu larutan dua tahap pemberian zat warna di awal K/S pada konsentrasi 1% menurun dan untuk 2% semakin naik. Dan semakin besar konsentrasi zat warna maka akan mengalami hambatan pada daya kerja enzim selulase tipe netral pada proses biopolishing. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan proses biopolishing satu larutan dua tahap pemberian zat warna di awal memiliki hasil presentase pengurangan berat yang relatif kecil dan untuk kekuatan tahan jebolnya lebih tinggi dibandingkan dengan proses biopolishing dua larutan dua tahap. Hal ini menunjukkan bahwa zat warna dapat mengganggu aktivitas selulase. Pada proses biopolishing satu larutan dua tahap pemberian zat warna di akhir memiliki presentase pengurangan berat dan kekuatan jebol yang hampir sama dengan proses dua larutan dua tahap. Akan tetapi, proses biopolishing satu larutan dua tahap pemberian zat warna diakhir memiliki nilai kerataan yang tidak rata dibandingkan dengan proses biopolishing satu larutan dua tahap pemberian zat warna di awal. |
URI: | http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1485 |
Appears in Collections: | Kimia Tekstil |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
BAB I.pdf | 1.07 MB | Adobe PDF | View/Open | |
Daftar Isi.pdf | 1.06 MB | Adobe PDF | View/Open | |
Daftar Pustaka.pdf | 1.07 MB | Adobe PDF | View/Open | |
Intisari.pdf | 1.07 MB | Adobe PDF | View/Open | |
Lampiran.pdf | 1.07 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.