Please use this identifier to cite or link to this item:
http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1279
Title: | PENGARUH MODIFIKASI RESEP PENYEMPURNAAN TERHADAP PEGANGAN KAIN DAN PENURUNAN KADAR FORMALDEHID BEBAS PADA KAIN POLIESTER - RAYON (65% - 35%) |
Authors: | Septi, Idha Pratiwi |
Issue Date: | 2023 |
Abstract: | Proses penyempurnaan tekstil adalah proses terakhir pada bahan tekstil setelah melalui proses pencelupan dan/atau pencapan dengan hasil yang dapat bersifat sernentara rnaupun bersitat perrnanen, Pada baban tekstil yang terbuat dari serat sintetik umurnnya untuk peningkatan daya serap dan pegangan. Hasil dari proses penyernpurrraan ini juga diharapkan bisa mernenuhi standar-standar yang dibuat dan menambah nilai guna kain. Proses penyempurnaan pada PT X meliputi proses redam peras denqan metoda two dip two nip proses penqerinqan pendahuluan, proses pemanas awetan, pencucian panas, dan pengeringan kain hasil penyempurnaan. Namun, dewasa ini proses pencucian panas tidak lagi dilakukan dalam proses penyempurnaan. Hal ini menyebabkan kain hasil penyempurnaan memiliki pegangan yang keras dan kadar formaldehid bebas pada kain yang tinggi. Diambil dari salah contoh resep penyempurnaan yang menqqunakan resin Melamin formaldehid, Dimetiloldihidroksietilena Urea (DMDHEU), zat pelemas dan katalis, setelah proses pencucian panas dihilangkan peqanqan kain yang meliputi kekuatan dan kelangsaian kain tidak memenuhi standar kostumer dan kandunqan formaldehid bebas pada kain yang melebihi standar. Oleh karena itu, penulis memodifikasi resep penyempurnaan yang ssbelumnya digunakan oleh pabrik untuk mencapai pegangan kain dan kadar formaldehid bebas pada kain yang sesuai denqan standar kostumer. Penurunan kadar formaldehid juga dilakukan denqan bantuan variasi zat penurun kadar formaldehid bebas atau Formaldehyde catcher atau Air clean. Modifikasi resep ini diharapkan dapat mencapai standar-stancar yang diinginkan oleh konsumen walaupun kain tidak melamin formaldehid dan DMDHEU ke dia resin tersebut termasuk ke dalam jenis resin self-crosslinking dan jenis resin reaktan yang dapat bereaksi dengan serat membentuk ikatan dan menaikan kekakuan kain, selain itu ke dua resin tersebut dapat menghasilkan kadar formaldehid bebas pada kain. Zat pelemas juga digunakan untuk membantu meningkatkan kelangsaian kain agar sesuai dengan standar yang diinginkan. Penurunan kadar formaldehid bebas dilakukan dengan penambahan Formaldehyde catcher atau Air clean. Pada penelitian penulis membuat modifikasi oenurunan resep dengan variasi penurunan sebesar 20% dari resep awal (Ketika nenggunakan cuci panas) penurunan resep 40% dari resep awal, dan 60% dari resep awal, dengan variasi zat penurun kadar formaldehid bebas atau Formaldehyde catcher atau AIr clean sebesar 24ml/L, 32ml/L, 40ml/L dan 48ml/L. Selanjutnya dilakukan evaluasi kekauan kain kelangsaian ain kadar formaldehid bebas kain dan beda warna pada kain. Data pengujian diolah dan dibandingkan dengan standar yang ditetapkan pabrik dan konsumen. Hasil dari penelitian ini adalah tercapainya kondisi optimum resep yang dapat dipakai sebagai resep baru ketika tidak melalui proses pencucian panas. Resep tersebut ialah resep yang telah diturunkan sebesar 40% dari resep awal dengan penggunaan Formaldehyde catcher sebesar48ml/L. Resep ini diharapkan dapat digunakan sebagai standar baru Ketika pencucian panas tidak digunakan |
URI: | http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1279 |
Appears in Collections: | Kimia Tekstil |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
BAB I.pdf | 2.9 MB | Adobe PDF | View/Open | |
Daftar Isi.pdf | 1.64 MB | Adobe PDF | View/Open | |
Daftar Pustaka.pdf | 868.06 kB | Adobe PDF | View/Open | |
Intisari.pdf | 1.32 MB | Adobe PDF | View/Open | |
Lampiran.pdf | 1.84 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.