Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1266
Title: STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN RESIN PENYEMPURNAAN TOLAK AIR SENYAWA FLUOROKARBON DAN NON-FLUOROKARBON TERHADAP SIFAT TOLAK AIR KAIN KAPAS 100%
Authors: Nanda, Annisa
Issue Date: 2023
Abstract: Poses penyempurnaan yang dilakukan di industri tekstil salah satunya yaitu penyempurnaan tolak air dengan menggunakan resin tolak air bersenyawa fluorokarbon. Mekanisme resin tolak air yaitu pada saat proses pemanasawetan, resin tersebut akan membentuk lapisan film yang memiliki energi permukaan rendah, sehingga permukaan kain mampu menolak air, minyak, dan cairan lain yang menyebabkan noda. Resin tolak air senyawa fluorokarbon dengan monomer rantai pendek tipe C6 merupakan alternatif resin fluorokarbon C8, karena akan melepaskan perfluorohexanoic acid (PFHxA), dengan jumlah fluor lebih rendah daripada tipe C8. Produk yang mengandung senyawa berfluorinasi, seperti perfluorooctanoic acid (PFOA), perfluorooctanoic sulfonate (PFOS) dan senyawa yang terkait, telah menjadi perhatian karena potensi bahaya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Alternatif bahan senyawa tolak air non-fluorokarbon yang dapat digunakan adalah resin berbasis polimer hyperbranched. Polimer tersebut merupakan hasil polimerisasi monomer AxB melalui kondensasi. Polimer hyperbranched termasuk polimer dendritik yang sangat bercabang. Salah satu contoh polimer hyperbranched yaitu polyphenylenes. Pada proses penyempurnaan tolak air dengan resin yang berbasis polimer hyperbranched memanfaatkan teknologi dendrimer. Molekul-molekul akan mengkristal dan mengatur diri sendiri menjadi polimer yang bercabang, kemudian menempel pada serat dan memberikan efek tolak air pada kain tersebut. Manfaat dari penggunaan resin ini yaitu tidak adanya senyawa yang mengandung fluor, formaldehida, dan alkylphenol ethoxylates (APEO), sehingga komponen yang digunakan lebih ramah lingkungan. Percobaan dilakukan pada kain kapas menggunakan 2 proses pad dry cure dengan 2 jenis resin tolak air yang berbeda, fluorokarbon dan non-fluorokarbon. Konsentrasi yang digunakan yaitu 40;50;60;70;80 g/l pada kondisi yang sama dengan suhu curing 170oC selama 1 menit. Kemudian dilakukan pengujian ketahanan terhadap pembasahan permukaan (uji siram), sudut kontak tetesan air, dan kekuatan tarik kain dengan cara pita tiras. Percobaan ini bertujuan untuk membandingkan kedua resin yang digunakan pada proses penyempurnaan tolak air menggunakan kain kapas 100% sehingga dapat diketahui bagaimana pengaruh kedua resin tersebut jika diaplikasikan pada kain yang sifatnya hidrofilik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi resin yang digunakan berpengaruh terhadap pembasahan permukaan, kekuatan tarik dan sudut kontak kain yang telah diproses penyempurnaan tolak air menggunakan resin fluorokarbon dan non-fluorokarbon. Semakin tinggi konsentrasi resin hingga 80 g/l maka kain akan semakin hidrofob atau menolak air, namun kekuatan tariknya semakin menurun. Penentuan titik optimum dianalisa dengan memprioritaskan faktor uji yang paling mempengaruhi penyempurnaan tolak air, yaitu uji ketahanan permukaan kain terhadap pembasahan (uji siram), sudut kontak tetesan air, dan kekuatan tarik kain. Titik optimum yang didapatkan untuk perbandingan penggunaan resin penyempurnaan tolak air senyawa fluorokarbon dan non-fluorokarbon terhadap sifat fisik kapas 100% yaitu pada resin fluorokarbon konsentrasi 80 g/l. Dapat disimpulkan bahwa hasil dari penggunaan resin tolak air senyawa fluorokarbon tetap menghasilkan produk yang lebih bagus.
URI: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1266
Appears in Collections:Kimia Tekstil

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
BAB I.pdf662.43 kBAdobe PDFView/Open
Daftar Isi.pdf1.25 MBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf646.64 kBAdobe PDFView/Open
Intisari.pdf605.57 kBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf701 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.