Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1264
Title: PENGARUH KONSENTRASI ASAM ASETAT PADA PENCUCIAN HASIL PEMASAKAN BENANG KAPAS DENGAN TERHADAP HASIL PENCELUPAN DENGAN ZAT WARNA INDIGO
Authors: Mutiara, Nurmarisa Alamsyah
Issue Date: 2023
Abstract: Proses persiapan penyempurnaan dan pencelupan benang kapas di PT Garuda Semesta dilakukan secara kontinyu dengan metode slasher dyeing. Salah satu proses persiapan penyempurnaan yang dilakukan adalah proses pemasakan benang. Tujuan dari proses pemasakan tersebut adalah untuk menghilangkan materi alami non-selulosa, seperti lemak, lilin, pektin, dan protein dari serat agar tidak mengganggu proses selanjutnya. Pada proses pemasakan, zat yang digunakan adalah natrium hidroksida (NaOH) 14oBe. Natrium hidroksida sisa proses pemasakan masih terbawa oleh benang hingga menyebabkan pH larutan celup melebihi standar pH pencelupan yang ditetapkan perusahaan yakni 11,3 – 11,8. Ketika pH pencelupan yang diukur melebihi standar, maka perlu dilakukan penyesuaian kembali pH larutan celup sehingga menyebabkan warna benang yang dihasilkan tidak seragam. Oleh karena itu, untuk menguragi sisa natrium hidroksida yang terbawa oleh benang setelah proses pemasakan, dilakukan proses penetralan terlebih dahulu menggunakan asam asetat sehingga pH larutan celup akan menjadi lebih stabil dan mengakibatkan warna benang yang dihasilkan lebih seragam. Proses penetralan menggunakan asam asetat 12% dengan variasi konsentrasi 10 ml/l, 30 ml/l, 50 ml/l 70 ml/l, dan 90 ml/l. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi asam asetat pada proses pencucian hasil pemasakan benang kapas terhadap hasil pencelupannya dengan zat warna indigo. Pengujian yang dilakukan untuk percobaan ini ialah pengujian ketuaan warna, dan beda warna yang dibandingkan dengan benang standar serta pH pencucian terakhir setelah proses pemasakan. Berdasarkan hasil pengujian terhadap benang kapas yang telah dilakukan proses pemasakan dan pencelupan maka dapat dikemukakan bahwa ketuaan warna (K/S) semakin tinggi konsentrasi asam asetat yang digunakan, semakin besar nilai K/S yang didapatkan. Nilai ketuaan terendah terdapat pada konsentrasi asam asetat 10 ml/l yakni sebesar 38,964, sedangkan nilai ketuaan tertinggi terdapat pada konsentrasi asam asetat 90 ml/l dengan nilai K/S sebesar 41,612. Pada benang yang dilakukan proses pemasakan dan pencelupan tanpa dilakukan proses penetralan terlebih dahulu sebelum proses pencelupan didapatkan ketuaan warna (K/S) sebesar 37,67, lebih kecil jika dibandingkan dengan benang yang dilakukan proses pemasakan terlebih dahulu. Sedangkan pada pengujian beda warna dengan benang hasil pencelupan standar nilai beda warna paling kecil terdapat pada variasi asam asetat 90 ml/l yakni dengan nilai beda warna sebesar 0,217. Pada benang yang dilakukan proses pemasakan dan pencelupan tanpa dilakukan proses penetralan terlebih dahulu sebelum proses pencelupan didapatkan beda warna (∆E) sebesar 1,180, lebih besar jika dibandingkan dengan semua variasi percobaan. Variasi asam asetat pada proses pencucian hasil pemasakan benang mempengaruhi pH pencucian terakhir setelah proses pemasakan. pH terendah terdapat pada variasi asam asetat 12% 90 ml/l yakni 7,8. Sedangkan pH tertinggi terdapat pada variasi asam asetat 10 ml/l yakni sebesar 8,26.
URI: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1264
Appears in Collections:Kimia Tekstil

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
BAB I.pdf862.35 kBAdobe PDFView/Open
Daftar Isi.pdf2.71 MBAdobe PDFView/Open
Daftar Pustaka.pdf2.71 MBAdobe PDFView/Open
Intisari.pdf2.71 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf2.71 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.