PENGARUH KONSENTRASI NATRIUM SILIKAT (Na₂SiO₃) TERHADAP HASIL PENCELUPAN KAIN KAPAS DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN METODE COLD PAD BATCH (CPB)

Abstract

Salah satu proses yang dilakukan di Departemen Dyeing-Finishing PT Nagasakti Kurnia Textile Mills adalah proses pencelupan kain kapas dengan menggunakan zat warna reaktif dingin metode cold pad batch (CPB). Pada proses pencelupannya dilakukan penambahan dua jenis yaitu natrium silikat 35% dengan konsentrasi 60 ml/L dan natrium hidroksida 48ºBe dengan konsetrasi 5.3 ml/L. Penggunaan kedua jenis alkali ini adalah untuk membantu larutan pencelupan zat warna reaktif mendapatkan pH standar yaitu 12.5 – 13 pada proses pencelupan warna tua. Tetapi, penggabungan dua jenis alkali tersebut belum dapat mengatasi masalah hasil pencelupan yang mengalami perbedaan ketuaan dan kerataan warnanya pada hasil pencelupan warna-warna tua. Penambahan alkali pada proses pencelupan zat warna reaktif berpengaruh terhadap proses fiksasi zat warna pada kain, alkali akan membuat pH larutan pencelupan meningkat sehingga dapat membuat zat warna reaktif berikatan kovalen dengan serat dan menghasilkan kain yang memiliki kerataan dan ketuaan warna serta ketahanan luntur warna yang sesuai dengan standar. Maka dari itu, upaya yang dilakukan oleh PT Nagasakti Kurnia Textile Mills adalah melakukan penggantian dua jenis alkali yang digunakan saat ini menjadi satu yaitu natrium silikat 30% yang dianggap lebih khusus dan cocok untuk digunakan pada metode cold pad batch serta dapat menghasilkan larutan pencelupan yang memiliki pH standar 12,5 – 13. Untuk mendapatkan hasil pencelupan sesuai standar dalam hal ketuaan warna kerataan warna serta ketahanan luntur warna yang baik, maka dilakukan penelitian pencelupan kain kapas dengan zat warna reaktif menggunakan satu jenis alkali yaitu natrium silikat 30% pada konsentrasi 20 ml/L, 40 ml/L, 60 ml/L dan 80 ml/L. Proses pencelupan menggunakan metode cold pad batch dengan waktu batching 16 jam pada suhu 30ºC. Setelah proses pencelupan, dilakukan proses penyabunan dan evaluasi kain hasil pencelupan dengan pengujian ketuaan dan kerataan warna serta ketahanan luntur warna terhadap pencucian dan ketahanan luntur warna terhadap gosokan. Hasil penelitian dan pengujian menunjukan bahwa penggunaan natrium silikat 30% pada kisaran variasi konsentrasi 20-80 ml/L berpengaruh terhadap proses fiksasi zat warna. Proses fiksasi berpengaruh terhadap hasil ketuaan warna (K/S), kerataan warna (SD) serta ketahanan luntur warna terhadap gosokan. Tetapi tidak berpengaruh pada ketahanan luntur warna terhadap pencucian. Penambahan konsentrasi natrium silikat 30% yang makin banyak akan meningkatkan kereaktifan zat warna sehingga nilai ketuaan warna (K/S) dan kerataan warna (SD) mengalami peningkatan. Namun ketuaan warna dan kerataan warna akan menurun setelah mencapai titik optimum. Dan untuk nilai ketahanan luntur terhadap gosokan terlebih pada uji basah akan memiliki nilai yang makin menurun dengan adanya penambahan konsentrasi natrium silikat. Kondisi optimum untuk pencelupan kain kapas dengan zat warna reaktif menggunakan penambahan natrium silikat 30% yaitu pada konsentrasi 60 ml/L. Pada kondisi tersebut, nilai ketuaan warna (K/S) yang didapatkan adalah 26,505, nilai kerataan warna (SD) adalah 0,152, nilai ketahanan luntur warna terhadap pencucian adalah 5 baik pada penodaan atau pada perubahan warna kain contoh uji dan nilai untuk ketahanan luntur warna terhadap gosokan uji kering untuk penodaa kain penggosok bernilai 4-5 dan uji basah bernilai 3 serta nilai perubahan warna pada kain contoh uji untuk pengujian kering yaitu 5 dan untuk uji basah yaitu 4.