Please use this identifier to cite or link to this item: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1173
Title: PENERAPAN METODE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DAN 5S (SEIRI, SEITON, SEISO, SEIKETSU, SHITSUKE) SEBAGAI UPAYA MEMPERBAIKI CACAT PRODUKSI KEMEJA PADA LINE 3 DI PT AGUNG BUSANA LESTARI
Authors: Risa, Nurianti
Issue Date: 2023
Abstract: PT Agung Busana Lestari merupakan perusahaan manufaktur pakaian jadi yang memiliki karakteristik make to order dalam proses penanganan produksinya. Dalam memenuhi permintaan konsumen, PT Agung Busana Lestari sangat mengedepankan kualitas produk yang dihasilkan. Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat memberikan kepuasan kepada konsumen, sehingga tingkat loyalitas konsumen dapat meningkat dan perusahaan mampu mendapatkan profit atau keuntungan yang sebesar-besarnya. Penelitian dilakukan pada bagian Quality Control (QC) PT Agung Busana Lestari untuk mengidentifikasi masalah produk cacat yang berkaitan dengan mutu produk. Tujuan pengamatan adalah untuk mengatahui penyebab cacat produk kemeja pada sewing line 3, dengan menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan 5S (Seiri, Seiton, Seiketsu, dan Shitsuke). Pengolahan data dilakukan berdasarkan penilaian rating keparahan (severity) yang merupakan nilai yang menunjukkan seberapa serius kondisi akibat kegagalan, peluang terjadinya kegagalan (occurance) dan deteksi (detection) yaitu nilai yang menunjukkan kemungkinan dari terdeteksinya kegagalan sebelum hal tersebut terjadi, untuk mendapatkan nilai Risk Priority Number (RPN) yang merupakan angka prioritas risiko yang didapatkan dari perkalian nilai severity, occurance, dan detection. Proses produksi yang dilakukan pada sewing line 3 merupakan produk kemeja Martin Lestari style SGF 10177. Berdasarkan pengamatan selama 2 minggu di PT Agung Busana Lestari khususnya pada line 3 yang memproduksi kemeja lelaki diperoleh data bahwa dari 2.340 pcs terdapat 122 pcs atau sebesar 5,2% produk cacat dan berada di atas batas standar presentase cacat yang telah ditetapkan oleh perusahaan yaitu 2,5%. Dari hasil penelitian ditemukan sebelas kegagalan pada proses produksi kemeja yaitu; broken stitch, incorrect size pocket, uneven/unbalance, incorrect size label, incorrect care label, oil stain/dirty, skip stitch, incorrect size button, puckering, pleated dan loose stitch. Kemudian dilakukan pengolahan data menggunakan metode FMEA untuk mengatahui dampak atau akibat dari kegagalan yang mempengaruhi proses produksi dan menetapkan nilai RPN dengan mengalikan nilai severity, occurance, dan detection. Setelah nilai RPN ditemukan, selanjutnya ditentukan potential failure yang termasuk kritis. Kemudian dibuat analisis dengan menggunakan fish bone berdasarkan hasil nilai RPN yang termasuk kritis dan dilakukan usulan perbaikan dengan menggunakan konsep 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke) yang akan diterapkan pada line 3 di PT Agung Busana Lestari. Setelah itu dilakukan rekapitulasi RPN sebelum dan nilai RPN sesudah dilakukan tindakan perbaikan. Dari hasil rekapitulasi RPN dapat diketahui bahwa terjadi penurunan nilai RPN sebelum dan RPN sesudah dilakukan perbaikan yang semula 241 menurun menjadi 108 dan nilai persentase cacat produk menurun dari 5,21% menjadi 3,76%. Usulan perbaikan yang telah atau belum diterapkan dapat diterapkan di PT Agung Busana Lestari. Penerapan metode FMEA dan 5S dapat diterapkan juga pada sewing line yang lainnya guna mengurangi produk cacat.
URI: http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1173
Appears in Collections:Produksi Garmen Dan Fashion Desain

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
BAB I_Risa Nurianti - Risa Nurianti.pdf765.15 kBAdobe PDFView/Open
Daftar Isii - Risa Nurianti.pdf735.11 kBAdobe PDFView/Open
Dapus_Risa Nurianti - Risa Nurianti.pdf1.1 MBAdobe PDFView/Open
Intisari - Risa Nurianti.pdf655.76 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.