Please use this identifier to cite or link to this item:
http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1150
Title: | UPAYA PENERAPAN METODE PERAMALAN DALAM MENENTUKAN PERENCANAAN PRODUKSI UIS BEKA BULUH DI TANAH KARO SUMATERA UTARA |
Authors: | Dita, Natasya BR Bangun |
Issue Date: | 2023 |
Abstract: | Tanah Karo merupakan sebuah daerah yang berada di dataran tinggi Provinsi Sumatera Utara yang didominasi oleh suku Batak Karo. Suku Batak terbagi menjadi 5 yaitu, Batak Karo, Batak Mandailing, Pakpak, Batak Simalungun dan Batak Toba. Keanekaragaman suku tersebut menghasilkan ciri khas masing- masing terkhususnya pada motif kain. Kain tenun tradisional Karo membutuhkan waktu yang lama karena proses pembuatannya menggunakan teknik tradisional yang biasanya menggunakan gedogan sehingga membutuhkan waktu pengerjaan yang cukup lama dan membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi. Masyarakat Karo umumnya sangat bergantung pada Uis kain adat sehingga menyebabkan tingginya daya beli orang Karo terhadap produk tersebut, masyarakat Karo membeli kain tenun tradisional Karo yang berasal dari tanah Samosir karena di Tanah Karo tidak dapat memenuhi permintaan pasar. Trias Tambun didirikan pada tahun 1992 di Kabanjahe, Sumatera Utara. Pendiri dari usaha penenunan Trias Tambun ini merupakan Bapak Ir Sahat Tambun seorang entrepreneur yang merupakan lulusan sarjana tekstil di ITT Bandung. Faktor yang menyebabkan Ir Sahat Tambun mulai membuka usaha penenunan kain tenun Karo adalah untuk mengembalikan keaslian motif serta budaya asli dari Karo untuk kain tenun tradisionalnya sekaligus memproduksi kain tenun tradisional Karo yang sesuai dengan nilai budaya yang sebenarnya. Uis beka buluh merupakan salah satu contoh kain tenun tradisional Karo yang bercirikan kegembiraan, ketegasan, dan memiliki kesan elegan. Beka buluh adalah simbol wibawa dan tanda kebesaran bagi seorang putra Karo. Kain beka buluh memiliki dasar berwarna merah dengan tambahan list benang berwarna emas. Pemakaian uis beka buluh sendiri dibagi menjadi tiga bagian, beka buluh dipakai oleh seorang laki-laki yang menjadi pertanda (cengkok-cengkok) yang memiliki arti tanda-tanda, pria atau putra Karo yang mengenakan kain ini sebgai mahkota di kepalanya adalah alasan acara adat terlaksana, selain itu beka buluh sendiri dijadikan pembayaran berkat ketika seorang putra Karo meninggal atau disebut maneh-maneh oleh masyarakat Karo sendiri. Metode peramalan dapat digunakan sebagai alat bantu dalam proses perencanaan produksi untuk memenuhi permintaan pasar Peramalan adalah penggunaan data masa lalu dari sebuah variable atau kumpulan variabel untuk mengestimasi nilainya dimasa yang akan datang (Myrahartawaty,2006). Peramalan atau perkiraan merupakan sesuatu hal yang belum terjadi. Peramalan memiliki peranan yang penting dalam sebuah perusahaan, dikarenakan peramalan merupakan dasar dari sebuah perencanaan produksi yang juga berkaitan dengan inventori. Peramalan dilakukan dengan beberapa metode dan akan dilihat nilai kesalahan mana yang paling kecil maka metode tersebut yang dinilai paling efektif dan efisien. Adapun metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kuantitatif. Metode yang dipilih adalah metode time series single exponential smoothng. Hasil peramalan yang diperoleh pada bulan selanjutnya adalah 116 pcs dengan MAPE presentase 11,94%. |
URI: | http://localhost:8080/jspui/handle/123456789/1150 |
Appears in Collections: | Produksi Garmen Dan Fashion Desain |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
BAB I_Dita Natasya Br Surbakti - Dita Natasya.pdf | 716.27 kB | Adobe PDF | View/Open | |
Daftar Isi Dita Natasya.pdf | 763.39 kB | Adobe PDF | View/Open | |
Dapus_Dita Natasya Br Surbakti - Dita Natasya.pdf | 795.28 kB | Adobe PDF | View/Open | |
Intisari Dita Natasya.pdf | 650.68 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.